31/05/12

Bangkit Indonesiaku....bersama Deddy Mizwar


Di tengah-tengah kesibukannya yang luar biasa Deddy Mizwar memberikan wawancara pada 31 Mei 2011—sehari sebelum launching film terbaru yang dibintanginya berjudu;, Kentut. Wawancara berlangsung mulai pukul 08.00 dengan suasana akrab diiringi derai tawanya.


Sikap  tulusnya untuk melayani sangat senada dengan kemunculannya sebagai salah seorang tokoh film nasional. Ia berusaha tetap eksis di jalurnya untuk memberikan tontonan bernilai di tengah-tengah problema mentalitas bangsa. Bahasa dan klomunikasi visual demikian mudah memengaruhi mindset manusia—termasuk pola pikir generasi muda pewaris bangsa ini.
Apa alasan memilih Deddy Mizwar sebagai salah satu nara sumber buku ini? Prestasi Deddy Mizwar adalah hal yang sangat berarti bagi generasi muda. Cukup menarik cara Deddy Mizwar  melakukan transformasi dirinya dari seorang aktor berkelas menjadi seorang sutradara dan produser yang berkualitas. Apa yang dilakukan oleh Deddy Mizwar jauh dari kata mengejar komersial yang  dihasilkan film-film buatannya. Semua filmnya menginspirasi dan mendidik bangsa Indonesia tanpa kesan Deddy Mizwar ingin ‘menggurui’ anak bangsa.
Penulis buku ini teringat masa remaja ketika menonton film Kejarlah Daku Kau Kutangkap. Penulis sangat tergugah dengan film Ketika yang disutradarainya. Film itu menyoroti kehidupan yang umum di dunia saat ini. Banyak orang berlomba mengejar kesukesan—sering diartikan kaya harta—tanpa menyadari hati yang sedang digerogoti rayap keserakahan dunia. Ingat kembali film  Naga Bonar Jadi 2 yang sarat dengan inspirasi untuk membangun dan menata nasionalisme bangsa khususnya bagi generasi muda.
Deddy Mizwar adalah contoh dari anak bangsa yang langka—seorang yang religius dan tidak pernah diam mengkritisi perkembangan negeri ini melalui film-filmnya dengan harapan agar anak bangsa selalu mawas diri. Ketika Deddy Mizwar mendeklarasikan diri sebagai calon presiden pada 27 Februari 2009, sebagian orang menilai tindakannya itu merupakan sikap positif. Ia adalah seorang budayawan yang berusaha mendobrak penyakit masyarakat yang masih terjangkit budaya feodal yang melihat kekuasaaan sebagai privilese. 
Sesuai tema besar buku MASTER 18 ini, Deddy Mizwar  menerapkan pola hidup sebagai seorang FUN MASTER. Ia membangun impian, disiplin, kerja keras, dan menemukan bakat alamiah hingga meninggalkan legacy bagi generasi masa depan lewat film-filmnya. Hasil karyanya benar-benar menjadi salah satu kebanggaan Indonesia.
Deddy Mizwar kelahiran  Jakarta, 5 Maret 1955 adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia terpandang. Orangtuanya bernama H. Adrian Andres dan Sun'ah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009. Prestasinya meraih nominasi FFI (Festival Film Indonesia) sebanyak 12 kali dari periode 1982-1990 dan memenangkan 5 buah piala Citra dalam ajang FFI: sebagai Pemeran Pria Terbaik FFI dalam film Arie Hanggara (1986), Naga Bonar (1987), dan Naga Bonar Jadi 2 (2007).
Ia juga terpilih sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam Opera Jakarta (1986) dan Kuberikan Segalanya (1992). ia pun meraih Piala Vidia sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam Vonis Kepagian (1996) dan Pemeran Pria Terbaik sekaligus Sutradara Terbaik dalam Sinetron Terbaik FSI, Mat Angin (1999). Siapa yang tidak kagum karena prestasinya meraih dua Piala Citra sekaligus, sebagai Pemeran Utama Terbaik dan Pemeran Pembantu Terbaik di tahun 1986.
Lewat film Naga Bonar Jadi 2 (2007), Deddy Mizwar membuktikan dirinya bukanlah seorang aktor tua yang mengidap post power syndrome. Ia justru berhasil menunjukkan permainan akting yang luar biasa. Kematangannya sebagai aktor berwatak mampu mempertahankan aura bintangnya di antara para bintang muda idola yang menjadi pendampingnya.  PSSI menilai Deddy  telah membangkitkan kembali semangat dan keriangan bermain sepak bola di kalangan anak-anak kampung, yang nyaris punah. Oleh karena ityu, PSSI memberikan penghargaan kepada Deddy. Kementerian Pemuda dan Olahraga juga menghargai dedikasinya yang ikut membangkitkan rasa nasionalisme generasi muda.

Production house PT Demi Gisela Citra Sinema didirikan oleh Deddy Mizwar, dan sejak 1997 menghasilkan film-film bernilai seperti serial tv Mat Angin, serial Ramadan Lorong Waktu, Demi Masa, Kiamat Sudah Dekat, Para Pencari Tuhan, dan film bioskop Ketika, Naga Bonar Jadi 2 (film terbaik FFI 2007), Identitas (film terbaik FFI 2009). Semua film produksinya selalu konsisten mengusung pesan moral, religius, sekaligus kritik sosial membangun rasa nasionalisme.

Kutipan pembicaraan penulis dengan Deddy Mizwar yang dilakukan dengan metode FUN MASTER.
FUN MINDSET
Apakah industri film impian Anda sejak kecil?  
Ah tidak seperti kondisi yang serkarang ini. Ketika saya dibentuk, orangtua suka saya menjadi apa. Sampai sekarang ini pun seolah-olah masih ada para orangtua yang membentuk anak-anak dengan profesi-profesi tertentu yang dianggap mapan, seperti: dokter, insinyur, dan sebagainya. Namun, saat ini industri kreatif membuktikan perubahan yang begitu besar. Tiba-tiba kita berada pada era di mana tidak perlu bicara modal  uang besar, namun kreativitaslah  kuncinya. Semua begitu cepat, beda dengan dulu ketika saya masih kecil.
      Setelah saya ikut berteater tahun 1973, setelah lulus sekolah saya menjadi pegawai negeri. Ini harapan orangtua setelah lulus sekolah,  untuk lebih cepat bergerak dan mencukupi kebutuhan ekonomi. Pada tahun 70-an, di mana industri film belum berkembang sejauh ini, saya lebih memilih untuk mendalami seni peran. Saya menerima konsekuensinya. Ibu saya menentang keputusan saya itu. Harus ada pengorbanan, ketekunan, kesungguhan, kecintaan dan tahu risikonya serta tidak perlu cengeng.
FUN ATTITUDE
Orang sukses punya attitude yang tidak biasa, apa jurus khusus Anda mengembangkan karier di dunia film?
Saya berupaya untuk menjadi  yang terbaik dalam  profesi saya. Artinya saya harus bekerja lebih keras, berlatih lebih sungguh-sungguh. Saat diberikan kepercayaan kepada saya, ya saya harus berikan yang terbaik sesuaikemampuan saya. Jika saya tidak ambruk, saya tetap akan bekerja.  Saya jalankan semua itu. Saya  pernah datang ke lokasi pengambilan gambar (syuting) dengan kondisi hidung berdarah. Hal itu merupakan tanggung jawab profesi.  Saya masih bisa berjalan,dan  masih bisa berpikir. Kalau saya berhenti, berapa banyak orang yang berhenti bekerja gara-gara saya.
      Salah satu pengalaman terberat, saat syuting kerja sama dengan Malaysia. Saat itu saya main dalam 2 film, baru pulang dari lokasi syuting, dijemput lagi ke lokasi lain. Saya kurang tidur sampai salah satu pembuluh darah yang pecah. Saya tidak boleh menyerah, badan harus tetap anak muda. Tidak ada alasan untuk berhenti bekerja, karena ini menyangkut banyak orang, konsekuensi budget yang dikeluarkan produser. Kita harus empati dan harus hindarkan energi buruk yang ke luar.
FUN SPIRIT
Sejak membintangi film pertama Cinta Abadi tahun 1976, apakah sudah merasa mulai mencapai sukses?
 Justru saya merasa belum diperlukan di industri film, dan saya memutuskan  kuliah lagi di Inistitut Kesenian Jakarta waktu itu. Saya  tidak pernah  ditawari main film selama beberapa tahun. Bahkan ada stigma waktu itu, seorang bernama Deddy Mizwar tidak mendatangkan hoki bagi industri film. Apa saya harus memercayai sitgma itu? Momen paling penting adalah bagaimana kita memutuskan untuk tidak meninggalkan suatu pilihan yang sudah lama kita impikan. Itu harus dibayar, dan tahu risikonya. Paling-paling saya makan sehari sekali, itu risiko yang terpahit. Jangan mencari kambing hitam.
      Intropeksi pada diri sendiri itu lebih penting. Kita gali potensi diri kita. Jika kita tahu risiko yang terberat, dan kita mau mengatasinya, maka itulah energi. Dari situlah akan muncul semua potensi manusia. Demikian juga dalam perfilman, tidak boleh salahkan broker atau pihak lain. Karena sebuah impianlah yang  menghasilkan energi luar biasa.

Bagaimana spirit awal untuk mencoba menjadi sutradara dan produser?

Saya mencintai industri film. Saya harus belajar apa pun  tentang film, tidak hanya sebagai pemain film. Jika saya hanya mengandalkan sebagai pemain, suatu hari  tidak dipakai maka  selesailah karier perfilman saya.
      Sebelum meningkat ke sana, ada faktor lain pada tahun 1987, yang membuat saya menjadi percaya diri. Pada saat top-top dengan Naga Bonar,  ada perusahaan menawarkan kontrak 3 film dalam setahun. Saya berkata, “Boleh asal saya yang merancang bukan Anda.”  
Waktu itu saya berkeinginan untuk belajar lagi, secara ekonomi penghasilan mungkin hanya cukup tidak berlebih, yang penting anak istri tenang. Dalam hidup ini, sering kali ada persimpangan, sebuah pilihan antara kepuasan batin dan ekonomi. Namun, kesempatan saya mengekspresikan diri sendiri itu penting. Saya mau merancang sendiri karena memiliki obsesi untuk mengekspresikan gagasan yang baik dan berguna bgi masyarakat. Ini persimpangan jalan. Mau dapat duit banyak atau belajar? Ada momentum untuk belajar tanpa mengganggu ekonomi keluarga. Kamai melakikan negosiasi dan permintaan saya diterima. Kadang saya tidak percaya, bahwa prosesnya akhirnya berjalan lebih mudah. Ini semua karena kita sudah membayar lebih sejak awal.
 Tahun 90-an, saya punya kepercayaan sendiri untuk produksi sendiri. Saya tidak harus menjadi pemeeran utama. Saya berpikir apa yang belum saya raih secara profesi pemain, tidak ada dalam sejarah dalam 1 festival 2 kategori dimenangkan satu orang. Ini yang menjadi batu lompatan. Impian saya berubah lagi. Dulu mau jadi pemain terkenal nomor 1. Sekarang apa lagi? Saatnya bangun impian baru.
Pasti ada hambatan dalam kehidupan ini?
Banyak halangan yang terjadi. Akan  tetapi, pengalaman mengajarkan, sebesar apa pun hambatan yang kita mhadapi jangan mengadu kepada orang. Kita mengadu  kepada yang menciptakan kita. Ada ketenangan dan kelegaan yang luar biasa. Kita siap secara mental dalam kondisi seburuk apa pun.
Ini yang sering terabaikan dalam dunia selebriti, sumber energi dari Sang Pencipta. Jangan biarkan aura berantakan. Hubungan  dengan manusia jangan dirusak. Dari situlah pertolongan  orang-orang akan datang. demikian sebuah attitude yang harus kita jaga.
Meskipun banyak cobaan, kalau kita memposisikan diri sebagai pelaku, ada kekuatan yang lain dari Tuhan yang membantu. 
FUN TALENT
Dalam film Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Arie Hanggara dan Opera Jakarta tampak peran berwatak Anda dan mengandung unsur FUN. Bagaimana cara Anda menggali bakat akting?

Film Kejarlah Daku Kau Kutangkap merupakan komedi meski para pemainnya bukanlah pelawak. Film itu mencapai box office. Bicara mengenai bakat sebagai aktor,  saya merasa tidak punya bakat di dalam seni peran. Oleh karena itu, saya giat berlatih terus-menerus. Ini adalah power. Jika orang lain berlatih 6 jam, saya 12 jam sehari. Jadi, jika saya dibilang bagus, bukan karena berbakat, tapi karena latihan, dan diolah.

Siapa yang berpengaruh dan (mungkin) menjadi mentor Anda?
Dalam kehidupan saya, banyak orang yang berjasa. Memang kadang ada orang-orang tertentu dalam bidang spiritual memberikan pengaruh positif. Namun, di luar itu semua, ada satu kecintaan dan hormat saya kepada ibu. Setiap hari ibu mendoakan saya dan ini adalah motivator yang luar biasa memberikan power agar saya lebih teguh dalam berkarya pada di saat orangtua merestui dan mensupport.
Di film,  saya bersyukur ditemukan dan disutradarai oleh orang-orang  yang luar biasa, di antaranya almarhum Teguh Karya, Nya Abbas Akub, Wim Umboh, Arifin C. Noer. Kalau dibayangkan bagaiman tiba-tiba menjadi sutradara, tidak ada sekolahnya selain saya dulu sekolah teater IKJ.
Dalam kehidupan terkadang ada yang di luar yang direncanakan menjadi sesuatu yang penting yang harus kita ambil keputusan. Misal di proses syuting Abumawas, saat memasuki pertengahan dari total 52 episode, tiba-tiba sang sutradara harus ke Jerman. Saat itu M.T.  Risyaf sutradara Naga Bonar bilang kepada saya, “Kamu saja Ded, yang gantiin.” Begitu hebat saat itu pikiran saya berkecamuk, bahkan tidak bisa tidur. sinetron sedang tayang, apakah harus berhenti?
Akhirnya dengan referensi yang ada saya kumpulkan semua crew. Saya memastikan apakah mereka mempercayai saya tidak, karena saya belum pernah menjadi sutradara selama ini.  Saya berkata jika  kalian percaya, maka bantu saya. Jangan segan  beritahu saya jika saya  salah. Saya perlu komitmen mereka. Sebagai orang baru di bidang penyutradaraan, saya harus terbuka, butuh feedback.
Jangan menutup diri untuk mendapatkan ide dari orang lain, yang malahan menjadikan kita bodoh. Ini memang sebuah keputusan yang sangat sulit. Jika saya gagal, maka produksi akan berhenti, dan berapa banyak orang berhenti.
      Jika tidak ada peristiwa itu, maka belum tentu praktk itu ada. Hambatan seperti itu ukan menjadikan saya  mundur. Namun, justru menguatkan dan mematangkan diri sendiri. Dengan spirit itu yang membuat talent seseorang  bisa muncul.

FUN ENERGY

Skenario film-film produksi PT Demi Gisela Citra Sinema sangat berkualitas. Bagaimana Anda menghasilkan skenario film?

Saya tidak bisa menulis, saya bercerita, dan terkadang imajinasi masuk dalam dunia yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Bagaimana ide tersebut dapat dibuat berdasarkan peristiwa yang kita alami, hasil diskusi dengan teman, atau kliping-kliping. Semua ide tersebut coba diuji dan didalami secara tim. Kadang-kadang di mobil, saya meminta teman untuk ikut mengingat apa yang saya ceritakan.
Saya bicarkan agar tidak lupa, atau pointer-pointer cerita itu  dicatat. Sebuah ide begitu cepat datang tak terduga dari sebuah peristiwa. Sesuatu yang kita lihat sangat sederhana, jika dilihat dari perspektif yang lain bisa menjadi luar biasa. Kreativitas bukan masalah umur. Tidak dibatasi ruang dan waktu. Ini semua termasuk peranan Tuhan.
Saya yakin jika kita serius menggali nilai-nilai dari masyarakat Indonesia, kita mampu bersaing dengan film-film box office yang ditayangkan di televisi, karena ada sesuatu ikatan emosi di sana. Memang kita butuh budget yang cukup. Namun, ini sebuah kerjasama dan harga yang harus dibayar. Yang membuat kita percaya diri, adanya sebuah keyakinan, karena ada visi yang jelas juga teman-teman yang mendukung. Misal proyek Sinema 20 Wajah Indonesia yang tahun lalu dibuat dalam rangka 20 tahun SCTV. Sekarang  telah berkembang menjadi Sinema Wajah Indonesia dan diterima dengan baik di masyarakat.

Bagaimana cara mengarahkan dan memimpin sebuah tim industri film?

Saya belajar, bagaimana membuat sebuah film berkualitas dibutuhkan kebersamaan dan keterbukaan. Supir kalau perlu saya ikut, mencari properti yang sulit, saya akan ikutkan. Kalau industri film lancar, itu karena kebersamaan, Yang lemah harus kita bantu jangan disalahin. 
      Saya mementingkan keterbukaan, bukan hanya dengan para crew film juga dengan para pemain.  Misal di sinetron  Para Pencari Tuhan  yang telah memasuki  tahun ke-5, dan memiliki respon yang baik di jam tayangnya, para pemain saya ajak berunding. Semua bisa memiliki rasa memiliki, bisa mengembangkan karakter yang dimainkan jika kita berikan ruang kebebasan. Setiap orang punya impian tentang tokohnya. Jadi,usulan mereka yang baik, harus bisa diserap. Pemain pun juga seorang kreator, bukan anak wayang yang cuma dikeluarkan saat diperlukan. 

Apa rahasinya sehingga film produksi PT Demi Gisela Citra Sinema berkualitas?

Saya menekankan pada tim saya, bahwa kami harus membuat film yang punya standar kualitas dan isinya harus bisa dipertanggungjawabkan di dunia ini maupun di akhirat nanti. Karena dengan film dampaknya besar memengaruhi cara berpikir masyarakat. Apalagi di Indonesia dengan tingkat pendidikan yang tidak tinggi, setiap tontonan begitu berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang.
Bayangkan seorang anak yang dari awal disuguhi kemewahan gaya hidup, seandainya dari SMP sampai SMA selama 6 tahun mereka menonton seperti itu, bisa kita bayangkan apa yang terekam dan mereka bawa saat   kuliah dan bekerja. Mereka hanya memikirkan mencari uang sebanyak-banyaknya untuk mengejar gaya hidup seperti itu.
Banyak orang bilang saya bodoh. Di saat stasiun televisi minta saya membuat film, saya tetap memikirkan skenario yang berkualitas.
FUN RECYCLE
Ketika meraih posisi puncak tahun 1990, Anda justru melakukan refleksi diri dengan  rindu kampung halaman dan muncul sebuah peristiwa pencerahan. Ada apa dengan Anda?
Saya punya teman lama yang memperkenalkan seorang ustad yang gayanya slengekan, dan mengingatkan kenapa di era perkembangan perfilman yang pesat ini, tidak ada film-film yang membawa nuansa Islam dengan identitas yang sesungguhnya. Tidak ada alternatif tontonan, kecuali ceramah-ceramah. Saya berpikir lalu selama ini apa yang saya lakukan? Untuk kepentingan saya, ego saya, keluarga saya atau kelompok saya. Sangat mudah sekali sebenarnya jika kita punya spirit dan impian, ada power yang positif, lalu dipertemukan.
Akhirnya saya yakin  dengan membuat sesuatu yang religius, akan ada orang lain yang mengikuti dengan positif. Minimal orang belajar membuat seperti itu. Masyarakat Indonesia butuh tontonan yang baik buat keluarganya. 
Saya muslim, apa yang saya bisa beri untuk agama saya. Orang bilang saya mereposisi saya sebagai pemain untuk memproduksi tontonan religius tersebut. Saya sebenarnya tidak menganggap ini reposisi. Tuhan memberi pengetahuan kepada saya apa yang bisa diberikan, timbul wawasan lain berupa sebuah panggilan.
Akhirnya sinetron bernuansa religius Abumawas (1992) dibuat in house production RCTI. Saya tidak perlu dibayar untuk merancang di sana, kecuali honor sebagai pemain. Saya mau membuktikan bahwa tontonan ini akan diterima masyarakat sebagai alternatif pilihan. 
Apa pesan Anda kepada generasi muda?

Pilihan kita begitu banyak dalam pendidikan. Kembali pada visi, untuk apa engkau sekolah. Tidak Kuciptakan jin dan manusia, selain untuk beribadah. Harusnya bekerja untuk beribadah. Karena rezeki dan lain-lain ada yang mengatur. Lakukan yang terbaik dari apa yang kamu miliki itu untuk ibadah. Bicara rizki tidak hanya uang. Dari situlah kau akan dapatkan power yang luar biasa.


FUN CHARACTER

Bagaimana orang-orang menilai citra Anda?
Terkadang saya risih, orang-orang memberi penghormatan berlebih kepada saya, termasuk mencium tangan saya. Karena saya seorang manusia biasa yang masih punya banyak kelemahan. Persepsi orang bahwa saya sebagai penceramah agama, di mana saya sebenarnya lebih menyampaikan nilai-nilai lewat film. Demikianlah  masyarakat, di mana film bagai sihir yang begitu kuatnya. Terkadang saya berpikir saya tidak bisa menjadi manusia biasa kalau seperti ini.
.Jika lapar saya bisa makan dan berhenti di mana saja. Meskipun banyak orang sekeliling saya yang protes. Saya bisa sholat di mushola mana saja. Tidak perlu penghormatan-penghormatan yang tidak penting. Terkadang saya cairkan dengan suasana canda, karena saya senang begitu. Kadang-kadang saya tidak menyadari popularitas saya. Saya hidup karena saya mengamati semua manusia. Saya tidak bisa lepas dari lingkungan masyarakat, pekerjaan saya mengekspresikan kehidupan mereka. Inilah ikatan emosionalnya. (Untuk pertanyaan interview terakhir ini, penulis merumuskan setidaknya 3 karakter utama yang dikonfirmasi ke Bung Deddy Mizwar).
Religius, Sang pembelajar, Membumi.


Deddy Mizwar identik dengan  film-filmnya yang berkualitas. Hasil itu dicapai berkat dedikasinya yang tinggi terhadap profesi perfilman. Rasa empatinya demikian besar untuk menyatukan visi anak bangsa dalam membangun ibu pertiwi.  Kegelisahannya tentang negara, bangsa, tanah air, ia ekspresikan melalui puisi hasil karyanya, Bangkit:
B a n g k i t
Oleh Deddy Mizwar
Bangkit itu SUSAH!
Susah melihat orang lain susah Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut …
Takut korupsi Takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu Mencuri!
Mencuri perhatian dunia dengan prestas i…

Bangkit itu MARAH!
MARAH!!! Bila martabat bangsa dilecehkan!  

Bangkit itu malu …
Malu jadi benalu Malu karena minta melulu  

Bangkit itu …
Tidak ada!
Tidak ada kata menyerah!
Tidak ada kata putus asa!  

Bangkit itu … AKU!
Untuk
Indonesiaku …

10/05/12

WINDOW OF OPPORTUNITY


Realita Abad-21:
Dunia mengalami Turbulensi!

“Turbulence is life force. It is opportunity. Let's love turbulence and use it for change.”

~ Ramsey Clark 

Pernahkah saat Anda naik pesawat, tiba-tiba terjadi hentakan dan membawa pesawat terasa terdorong ke bawah. Gerakan yang berputar tidak beraturan ini dapat disebabkan karena gesekan angin, perbedaan temperatur udara ataupun fenomena alam; gejala ini disebut dengan turbulensi. Salah satu yang ekstrim disebut jet stream berupa arus angin berkecepatan tinggi (bisa lebih dari 150 knot = > 277 Km/jam) yang terjadi di lapisan atmosfir bagian atas yang sangat tinggi (high altitude), di atas 30.000 kaki. Jika seandainya Anda ada di pesawat tersebut, bayangkan bagaimana detak jantung Anda, pikiran Anda begitu berkecamuknya, dan satu hal yang pasti: Anda dan saya tidak mengharapkan kejadian di atas.

Saatnya kita menyadari bahwa dunia realita kehidupan kita sehari-hari juga mengalami turbulensi. Dunia yang setiap saat dapat saja membawa kita ke dalam sebuah perubahan yang mengejutkan dengan kecepatan yang tidak diduga. Mengapa demikian? Apa tanda-tandanya dan bagaimana cara menyikapinya?  Inilah tanda-tandanya:

1.    Kondisi dunia saat ini bergerak makin sangat dinamis, hal ini didukung pergeseran era kekuatan di dunia menjadi Era Wisdom. Bukan zamannya lagi orang mengandalkan kekuatan fisik, kekayaan tanah, kepandaian menguasai teknologi bahkan informasi.
2.       Kondisi dunia ke depan makin susah ditebak dan makin tidak stabil. Contoh adanya peristiwa Bubble Economic 2008, begitu cepatnya kondisi berubah dari kondisi yang awalnya begitu menjanjikan menjadi sebuah resesi global terbesar dalam sejarah.  Berawal dari kasus subprime mortgage di Amerika, akibat kredit macet sektor perumahan. Apakah “Dunia salah menerapkan formula?”  Semua orang ingin memperkaya dirinya masing-masing dengan cara yang cepat, tanpa memperhatikan orang lain. 
3.   Di dalam kondisi di atas, seolah-olah nasib seseorang ke depan bagaikan sebuah hasil permainan poker di meja judi (penuh ketidakpastian). Suasana dunia lebih kacau ‘chaos’, kondisi ekonomi seperti bola bekel, dimana daya lentingnya tidak bisa ditebak. Naik-turun susah dikendalikan. Akibatnya banyak nasib orang yang seolah-seolah seperti bola bekel juga, hari ini berhasil, besok bisa terpuruk, berhasil lagi, terpuruk lagi. Apakah kita berharap seperti kondisi tersebut? Apakah semua itu benar-benar tidak mampu diprediksi dan dikendalikan?

Tantangannya adalah:
1.    Bagaimana menjadikan kita fleksibel terhadap perkembangan dinamis dengan mempunyai KONSEP DIRI yang tepat ‘wisdom’.
2.       Bagaimana mampu menstabilkan diri dalam kondisi dunia yang serba tidak stabil dengan memiliki dan memahami sebuah FORMULA pengembangan diri yang tepat.
3.       Bagaimana mampu mengendalikan diri dalam kondisi dunia yang makin chaos, dan bahkan menjadi pemain sekaligus pemenang bukan korban dengan cara menjadi seorang MASTER baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Hidup itu menyenangkan, jika Anda menguasai Formulanya!

Dalam bukunya “The Extreme Future”, James Canton menegaskan 1 dari 10 tren terbesar adalah The Future of the Individual. Sebagai contoh: apa yang dapat kita lihat dari daftar peringkat orang-orang terkaya di dunia saat ini? Tahun 2010 saat Forbes kembali merilis daftar 1000 orang dengan tingkat penghasilan terbesar di dunia. Selain cukup banyak nama baru dari daftar 1000 nama tersebut, namun ke-5 nama terdepan ditempati orang-orang yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Carlos Slim Helu (Mexico), Bill Gates (USA), Warren Buffett (USA), Muskesh Ambani (India), dan Lakshmi Mittal (India). Apa yang menarik dari orang-orang dengan posisi kekayaan terbesar tersebut?
·          2 dari 5 orang terkaya adalah orang berkebangsaan India, uniknya India termasuk Negara dengan jumlah penduduk tertinggi kedua di dunia namun dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi pula. Muskesh dan Lakshmi membuktikan bahwa begitu besarnya kekuatan individu selama mereka mampu mengoptimalkan energinya di kondisi Negara apapun juga.
·         Energi adalah barang yang makin langka dan mahal di dunia saat ini. Dan dari deretan orang-orang terkaya tersebut banyak dari mereka bermain di sektor energi. Begitu besar peranan energi bagi dunia!

Akhirnya saya membayangkan sebuah Dunia impian. Dimana semua manusia bahagia di dunia itu, tidak ada kemiskinan, dan tertutup peluang orang melakukan kejahatan. Dunia begitu indah dan damai, dan itu tercipta karena semua insan mampu berkontribusi yang terbaik sesuai bidangnya. Menjadikan sebuah bangsa menjadi besar harusnya dapat dimulai dengan memperbesar peranan dan energi masing-masing individu warganya. 
Sebenarnya sering kali di dalam kehidupan manusia tanpa disadari mereka masih mencari identitas dirinya: Who Am I?” Ambillah langkah besarnya, dan mulai pilihlah arena pertandingan yang akan Anda menangkan. Jadilah seorang Master yang akhirnya mampu membuat mahakarya ‘masterpiece’ dalam hidupnya. Mengapa? Sukses, bahagia, dan sejahtera hanyalah sebuah dampak positif dari seseorang yang mampu membuat mahakarya dalam hidupnya. Dan untuk mampu membuat masterpiece; seseorang cuma punya sebuah pilihan: menjadi seorang Master! Dan untuk menjadi seorang MASTER di bidangnya, kita perlu tahu cara-cara yang menyenangkan (FUN). Itulah 18 jurus FUN MASTER kita. Selamat menjadi orang yang makin menyenangkan, karna semakin mampu menikmati perjalanan karya kita yang FUNtastic! Be a FUN MASTER. The world is yours!

”Di momen-momen Anda mengambil keputusan itulah takdir Anda dibentuk.”

~ Anthony Robbins

06/05/12

ADE RAI: “FUN Athlete”


Hari ini 6 Mei adalah ulang tahun ke 42 nya Ade Rai. Seorang sosok yang saya nilai sebagai salah satu tokoh FUN MASTER INDONESIA. Untuk itu, sebagai apresiasi bagi mas Ade di hari ulang tahunnya, maka berikut adalah wawancara yang kami lakukan yang merupakan bagian dari isi buku MASTER 18.
Banyak hal yang bisa kita teladani dari pengalaman hidup Ade Rai.

Wawancara dengan Ade Rai sangat berkesan, karena penulis mendapatkan kesempatan interview di lokasi pertama Ade Rai membuka gym nya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dan sampai sekarang bagi Ade, tempat ini yang paling punya kenangan tersendiri.
Melihat tokoh yang satu ini, kita akan mengetahui begitu pentingnya sebuah pilihan karier dan identitas dalam hidup. Hal ini  selaras dengan semangat yang secara langsung dan tidak langsung telah dibentuk Ade Rai bagi masyarakat Indonesia untuk memilih bergaya hidup sehat.
Seperti yang diutarakannya ”Memilihlah untuk menjadi TUAN bagi pikiran positif yang menggerak sukma daripada menjadi BUDAK bagi pikiran negatif yang membatasi hidup. Stay strong & healthy!”
Mengapa Ade Rai? Penulis menilai bahwa prestasi yang diperoleh Ade Rai yang bernama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, kelahiran Jakarta, 6 Mei 1970 tidak hanya sebagai seorang atlet binaraga Indonesia.  Lulusan Universitas Indonesia, jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Sospol tahun 1996 ini,  telah membawa energi yang besar bagi masyarakat khususnya untuk memilih bergaya hidup sehat dan bugar.


Berikut adalah hasil interview penulis dengan Ade Rai yang dilakukan dengan metode FUN MASTER.
FUN MINDSET

1.     Mas Ade, pernah sebagai pemain bulu tangkis dan pernah memiliki cita-cita sebagai polisi. Bagaimana awal mulanya berprestasi dan memilih bidang binaraga?
Sesuatu yang saya nikmati untuk saya lakukan dari dulu adalah olahraga, bakat dan potensi saya di olahraga, di sini saya merasakan tantangan yang lebih besar. Ibarat mencari teman yang tidak perlu dicari, tidak dipaksa. Di olah raga saya mendapatkan pemenuhan kebutuhan, dimana orang lain lebih menghargai, teman lebih banyak. Jaman dulu saya merasa tidak punya apa-apa, namun dari dulupun saya punya rasa kuat. Boleh kalah di pelajaran sekolah, kekayaan, namun kalah di kekuatan tidak. Saya kalau lari paling cepat, berenang lebih cepat, loncat bisa tinggi.
Ayah adalah seorang tentara tentunya dekat dengan olahraga. Saya bersyukur orang tua memberikan kesempatan olahraga. Umur 5 tahun di olah raga karate, 9-17 tahun di bulutangkis, prestasi sampai tingkat DKI. Di klub Jarum bersama dengan Ardi B. Wiranata. Saya suka bulutangkis, tapi tidak sesuka Ardi, bahkan ia di weekend, liburan berlari di Ancol tanpa dipaksa. Kalau saya melakukan itu, masih terasa dipaksa.
Saya sangat mengingat perkataan almarhum ayah saya, kalau di bidang olahraga tidak ada tempat buat nomor 2, tempatnya hanya nomor 1. Akhirnya di bangku SMA, saya berhenti di bulutangkis dan fokus pada sekolah. Tapi karena sejak kecil saya menyenangi olahraga, maka sangat sulit di bangku SMA untuk tidak melakukan aktivitas olahraga. Kebetulan di SMA Kanisius waktu itu sedang demamnya olahraga panco dan fitness. Namun akhirnya di olahraga panco saya merasakan benar-benar olahraga menjadi bagian dari hidup saya. Di seluruh lomba panco saya paling kuat. Kalau panco, saya merasa harus menang tidak boleh kalah, sehingga saya berlatih lebih keras agar tidak kalah. Jika kalah, merasa harga diri jatuh. Beda dengan olahraga bulutangkis sebelumnya.
Dengan olahraga memberikan identitas bagi saya. Sehingga saya ada keinginan untuk memiliki badan lebih atletis dibanding teman-teman. Pada dasarnya hobby saya di olahraga, dan saya merasa harusnya saya bisa sukses jika di olahraga.
Sejak kecil saya dikenal kuat dan cepat. Meskipun badan tidak besar tapi kuat. Juara nasional panco mengalahkan juara Asia Binaraga, juga preman-preman Jakarta tahun 1991. Saya tertarik panco karena melihat film-film seperti Over the Top, Rocky. Lewat film banyak terinspirasi khususnya yang berhubungan dengan olahraga. Bukan menikmati kekerasan, tapi sesuatu yang menguatkan hati. Kebetulan karena panco membutuhkan aktivitas fisik yang kuat, secara tidak disadari dengan banyak latihan beban, tubuh makin terbentuk dan akhirnya merasa kenapa tidak mencoba di binaraga.
Di binaraga pertama kali berat badan 75 kg , kalau bulutangkis 55 kg (di video Dunia Ade Rai kita bisa lihat tampilan Ade RAi semasa mudanya, dengan tinggi 183 cm, bagaimana dengan impian nya tersebut ia melakukan transformasi tubuhnya, dari 55 kg (saat sebagai pemain bulutangkis), 75 kg (saat awal masuk dunia binaraga) , hingga berat idealnya di 88 kg).
FUN ATTITUDE

2.       Seorang rekan kerja saat saya di ASTRA bernama Ramli, menceritakan saat dulu UI mengadakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) ada kebiasaan yang tidak umum yang dilakukan saat itu. Masih ingatkah?
Ya, saya masih ingat. Saat itu KKN  di Purwokerto. Sebenarnya karena saya harus keluar kota selama 10 hari, timbul pertanyaan saya harus berolahraga bagaimana. Mengatasi perasaan kecil hati tersebut, maka saya meningkatkan komunikasi pada diri sendiri. Dan saya beruntung mampu memberikan pertanyaan berkualitas kepada diri sendiri untuk menyiasati itu. Akhirnya saya pilih cara dengan menimba air tiap sore, dan menarik becak. Yang penting bukan hanya menimbanya tapi bagaimana fokus aktivitas mengencangkan otot tetap berjalan.
3.       Saya pribadi percaya bahwa orang yang berhasil memiliki kebiasaan mempertahankan ‘attitude’ yang tidak umum. Bagaimana dengan Mas Ade?
Yang menyenangkan hati saya lakukan. Saya adalah diri sendiri, kita boleh punya prinsip tapi jangan orang lain harus membayar prinsip kita.
Waktu saya masuk di dunia binaraga, saya berpikir “Kenapa semua binaraga rambutnya harus cepak?” Saya bisa lebih nyaman dengan rambut panjang. Atlet binaraga identik galak, dan komunikasi yang jelek. Kalau badan gede apa harus seperti itu, saya adalah saya dengan identitas tersendiri. Itu khan hanya masalah fisik tidak berarti sebagai identitas profesi kita.
Menjaga citra itu penting, branding itu penting namun jangan bertentangan dengan nilai dasar dan merugikan orang lain.

FUN SPIRIT

4.       Apakah setelah mulai mengenal binaraga ini, Mas Ade benar-benar melakukan latihan untuk menjadi seorang juara dunia?
Saya bersyukur dengan apa yang saya jalani. Fokus saya tidak pada menjadi seperti apa saya kelak. Namun lebih pada peningkatan dan perubahan apa yang bisa saya lakukan. Seandainya saya bisa meningkatkan angkatan berat lebih, makanan saya lebih baik . Jadi hal-hal sederhana yang saya tanyakan pada diri saya.
Menurut saya ibarat jika tujuan itu tidak realistis, ibarat mendaki gunung yang puncaknya terlalu silau, dibanding melihat target yang tinggi dan terukur. Yang penting fokus pada profesi itu dan bertahap harus berkembang.

Seperti yang sering kita dengar 1 persen inspiration, 99 persen perspiration atau keinginan kita. Namun tanpa 1 persen itu kita juga tidak bisa.
Saat itu saya punya tantangan, karena informasi olahraga ini sangat terbatas, dimana belum ada sistem media internet, buku-buku seperti sekarang. Saya juga merasa perlunya mendapatkan sharing untuk memenuhi kebutuhan pengembangan profesi tersebut. Saya mencari jalan, bagaimana saya akhirnya baca buku, belajar bahasa Inggris, belajar nutrisi, anatomi, intinya belajar mandiri.
Misal saat saya usia 25 tahun,  saya makan beras merah, orang mempertanyakan. Kenapa harus memilih yang sulit. Karena itu sebuah pilihan untuk prestasi. Saya lebih berpikir one step improvement.
FUN TALENT

5.     Apakah ada orang-orang yang berpengaruh dan mungkin menjadi mentor mas Ade?  
Saya belajar pada setiap orang, bahkan setiap orang baru di lingkungan, saya bisa belajar. Namun saya tidak ada ketergantungan pada satu pelatih. Yang harus ditingkatkan kecerdasan diri kita bagaimana mampu berlatih secara mandiri dan praktis. Tidak bergantung pada supplement atau pun fitness centre.
Saya banyak belajar dari pengalaman dan tulisan yang memberikan kesejukan hati.
Mentor khusus bagi saya ada kecenderungan ketergantungan. Saya sangat menghargai keberadaan teman saya yang supportif, keluarga saya yang mendukung saya. Termasuk orang yang baru saya kenal. Termasuk waktu saya kuliah dan bertemu Gus Dur, dimana waktu itu beliau belum menjadi Presiden, namun pandangan-pandangannya sangat relevan dan menarik. Contoh lain "Joe" Weider pendiri Federasi Binaraga Dunia, meskipun saya tidak mengenalnya langsung, namun di industri binaraga, tidak ada orang yang tidak mengenal ayah angkat dari  Arnold Schwazeneger ini. Bahkan jika Arnold tidak didatangkan olehnya ke Amerika kita mungkin tidak mengenalnya. Joe adalah orang yang terkenal bijaksana, telaten dan sabar dalam melatih atlitnya.
Ibarat  kita ketemu berdua saat ini, suatu kalipun jika kita tidak bertemu langsung, saya berharap bagaimana akhirnya mentalitas kemandirian bergaya hidup sehat dan bugar itu tetap penting. Termasuk Indonesia yang dulu ingin merdeka, juga kemandirian ekonomi yang dipromosikan. Artinya begitu pentingnya sebuah kemandirian.
FUN ENERGY
 6.       Kapan pertama kali Mas Ade pertama kali berpikir untuk menularkan semangat hidup sehat dan bugar?
Saya sebenarnya tidak pernah berpikir untuk menularkan sesuatu, apa yang saya alami dimulai dari pemikiran yang sederhana. Dari kurus bagaimana menjadi atletis, dari lemah menjadi lebih kuat, punya banyak lebih teman, kualitas kesehatan lebh prima. Pada saat saya bisa mendapatkan itu kenapa tidak saya bagikan pada orang lain, kepada teman-teman yang merokok contohnya. Salah satu teman saya Pak Tepong yang usianya 81 tahun, berkata umur tergantung Tuhan, tapi kesehatan tergantung dari ulah kita. Pada saat saya mampu mengajarkan pada diri saya sendiri, jika saya bisa berbagi ke orang lain kenapa tidak.
Ibarat ada orang kaya duduk, di sebelahnya banyak orang yang miskin, lalu kita ngotot mengajak mereka untuk menjadi kaya. Harusnya tidak begitu. Semua orang harusnya datang menghampiri SI KAYA. Jadi saya harus mengajarkan lewat diri saya, ibarat bisa jadi Tut Wuri Handayani. Saya tidak memberikan motivasi, motivasi dari mereka. Semakin saya bertambah usia, saya makin memahami bahwa hal ini yang lebih tepat. Saya tidak ada lelahnya, tidak ada habis-habisnya. Karena milik saya yang saya bagikan dan ini menyenangkan.
Demikian juga dengan Gold Gym atau yang lain, ini hanya strategi bagaimana packaging lebih baik. Tempat ini adalah tempat gymn pertama saya di tahun 1997. Meskipun sederhana tempatnya, namun latihan di sini sangat menyenangkan bagi saya.
FUN RECYCLE
7.     Apa Momentum yang dirasakan mas Ade sebagai daya dobrak kesuksesan?
Kalau dulu saya jawab mungkin ada. Namun sekarang saya punya keyakinan berbeda. Tidak ada satupun keadaan atau kejadian yang saya alami tidak memberikan kebaikan pada saya. Karena saya percaya adanya kreasi Sang Pencipta.
Ini sama seperti sebuah cerita berikut “Di planet Mars ada sebuah alat mesin yang bisa merewind kejadian sesuatu. Lucu dan ironisnya, seringkali kita berakting  seperti manusia Mars tersebut. Seolah-olah mampu merubah hidup kita di masa lalu.”
Pada saat saya berpikir mundur dan membayangkan dulu harusnya begini, bisa saja saya jadi kecil hati. Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, adalah suatu jejak yang telah kita buat. Saya sedikit demi sedikit belajar untuk melihat reputasi saya secara lebih bijak. Salah satu film yang bagi saya menarik, Kungfu Panda di sana Master Master Shifu berkata, " Yesterday is history, tomorrow is a mystery and today is a gift.”
Bicara “yesterday” hidup di masa lalu, boleh saja, namun itu hanya memberikan kepuasan. Tidak memberikan dampak berarti bagi diri kita sekarang.
Someday itu hanya membawa kita pada suatu hal yang tidak jelas. Yang penting seimbang saja, punya impian baik namun harus diimbangi dengan proses mencapai impian tersebut secara benar.
8.     Mas Ade, koq hobby main playstation di waktu senggang?
Sebenarnya bukan hobby saya main playstation. Saya main Seven eleven GAME sepakbola. Wadah bagi saya mengasah kemampuan saya berkompetisi. Misal saya sudah kalah 3-0,  saya give up tidak, dari hal yang kecil kita bisa belajar pada diri kita. Masih ada 10 menit, kenapa tidak, yang penting harus berusaha. Sebaliknya juga saat saya sudah leading, kalau sudah sukses bisa menganggap enteng orang lain. Jika sudah sukses tetap harus mawas diri. Atau konsistensi, di saat kita bersaing ketat susul menyusul point.
Semua yang ada dalam permainan bola itu, bisa dijadikan pelajaran seperti permainan dalam kehidupan sehari-hari. Ada orang yang saat main powernya dikencangi, teamnya diganti-ganti. Saya berpikir sederhana, bagaimana dengan yang sudah ada dapat dimaksimalkan. Sampai saat ini saya tetap memandang diri saya sebagai seniman, budayawan fisik bukan olahragawan. Karena terkadang sebagai olahragawan kita punya ego tinggi untuk mengalahkan orang lain.
Arti kompetisi harusnya “Conspired each other”, kompetisi itu adalah sebuah cara yang dibuat harusnya dengan skenario saya maju orang lain maju, bukan saling menjatuhkan.Hal ini yang menghindarkan kita dari sekedar menang dengan memakai segala cara, termasuk penggunaan stereoid.Kemenangan sejati bukan pada saat kita lebih baik pada orang lain, namun bagaimana kita lebih baik dari kita yang sebelumnya.
Karena itu saya memilih tidak berkompetisi sejak tahun 2000 setelah menjadi Juara Dunia. Namun saya selalu ikut berkontribusi dalam industri binaraga ini. Kalau pun saya berkompetisi setelah itu, karena untuk mendukung Indonesia bukan pribadi.
9.        Apa sikap generasi muda sebagai laskar terdepan kemajuan bangsa Indonesia nanti?
Banyak dalam hidup kita dengan keyakinan yang terbatas. Itu karena virus pikiran. Misal saya gemuk sudah karena faktor genetik. Saya kenapa miskin, karena bapak, ibu, nenek miskin.
Di kesehatan tidak ada pandangan ini, semua orang punya kesempatan sama. Yang ada habitude nya turun temurun. Misal karena terbiasa dengan mental dijajah saat 350 tahun oleh Belanda, berikutnya kita membiarkan diri kita dijajah oleh nikotin.
Saya dulu orang yang pesimis. Tapi untungnya saya bukan pesimis yang jago. 100 tahun yg lalu tidak pernah berpikir ada internet dan lain-lain. Ini karena ada orang yang 100 tahun lalu yang tidak pesimis.
Kenapa saya juga tidak pakai drug, stereoid, karena saya bukan orang yang pesimis dan juga tidak mau merugikan orang lain.
Kita harus menggunakan suara hati kita, tidak selalu harus dengan analisa. Kecintaan terhadap apa yang kita lakukan itu penting, dan kita tidak boleh takut. Jangan terlalu berkalkulasi terus. Hidup itu penuh dengan konspirasi.
FUN CHARACTER

10.   Yang terakhir, 3 KATA untuk mewakili sosok/karakter seorang Ade Rai.
(Untuk pertanyaan  terakhir ini,  penulis mendefinisikan sendiri hasil interview bersama Ade Rai  dan mempelajari apa yang disampaikan orang-orang di sekeliling Ade Rai).
Praktis, Persistence, Promotor.

02/05/12

FUN HARDIKNAS

Setiap perayaan hari Pendidikan Nasional bagi saya adalah sebuah peluang perenungan positif apa yang sangat memungkinkan kita lakukan bersama buat kemajuan Anak Bangsa kita. Di balik masih banyaknya PR (pekerjaan rumah) dan berbagai pandangan yang belum positif terhadap kualitas pendidikan di tanah air, yuk kita lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk segala jenis kegelapan. Berikut adalah petikan pembicaraan saat talk show FUN MASTER di radio DFM 103.4 FM Selasa, 1 Mei 2012.

Tepat 90 tahun lalu, sejarah Indonesia mencatat berdirinya Perguruan Taman Siswa oleh Bp, Ki Hadjar Dewantara. Dan tahun ini tema yang dicanangkan oleh Bapak Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah:

Hal ini sangat menarik dan saya yakin menjadi satu perenungan apakah ini hanya slogan ataukah memang kita punya satu rancangan strategi yang jelas untuk menuju impian mulia tersebut. Adalah suatu hal yang saya syukuri saat sahabat saya Ibu Melly Kiong mengundang saya saat peresmian Center of Motherhood Sabtu, 28 April lalu. Karna di sinilah untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Bapak Prof. Dr. Daoed Joesoef (Menteri P&K 1978-1983...sebutan utk kementerian Pendidikan dan Kebudayaan era tsb). Beliau adalah satu sosok pendidik yang tegas dan memiliki idealisme luar biasa, bahkan di saat usianya saat ini 85 tahun! Satu pernyataan yang saya sangat ingat dari beliau adalah "Ketahanan dan kekuatan suatu bangsa terletak pada bidang pendidikan!"

Sejenak pikiran saya teringat sebuah peristiwa yang terjadi saat Perang Dunia II. Jepang di kala itu hancur luluh lantak saat Hiroshima dan Nagasaki terkena serbuan bom atom. Yang sangat menarik adalah pertanyaan pertama kali yang diajukan Sang Kaisar (Hirohito) saat itu."Berapa jumlah guru yang tewas dan yang selamat?"
Begitu Sang Kaisar mendapatkan jawaban bahwa cukup besar jumlah guru yang selamat, maka timbullah keyakinan bahwa Bangsa Jepang akan dapat bangkit dengan cepat. Para guru lah yang dinilai oleh Kaisar Hirohito yang akan membawa pemulihan dan pembentukan karakter bangsanya. Dan sejarah membuktikan, akhirnya Jepang menjadi salah satu negara yang dihormati dan memiliki kemampuan teknologi yang tinggi, Wow, ini hal yang luar biasa. Dan menurut saya inilah keyakinan yang harusnya kita miliki buat bangsa Indonesia. Mulailah kita perbaiki sistem pendidikan kita, mulailah kita tingkatkan kualitas guru (baik kompetensi mau pun apresiasinya).

Kita boleh belajar dari negara Finlandia, yang saat ini dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional negara dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa tsb, disumbangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dari negara agraris yang tak terkenal, kini menjadi negara maju di bidang teknologi. Siapa yang tak kenal produk HP Nokia! Bagaimana sebenarnya sistem pendidikan di sana?

  • Pendidikan awal dimulai dari saat seorang bayi pulang ke rumah setelah dilahirkan! Setiap keluarga yang memiliki bayi baru, diberikan  maternity package (berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri!) Mereka sangat yakin bahwa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah tahapan paling kritis dalam belajar sepanjang kehidupan. 90%  pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).
  • Pemerintah mendorong kegemaran membaca melalui penerbitan buku anak-anak. Jumlah buku anak-anak yang diterbitkan di Finlandia melebihi negeri mana pun di dunia. 
  • Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur!  Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Bahkan untuk setiap jenjang kelompok pendidikan (misal Sekolah Dasar dari kelas 1-6), para guru tsb tidak akan diganti. Mereka akan mendampingi murid yang sama selama 6 tahun, dengan tujuan dapat mengamati dengan baik perkembangan karakter dan bakat si anak. Untuk hal ini saya jadi teringat bagaimana kisah di novel/film Laskar Pelangi. Dengan keterbatasan dana yang ada, di sekolah Muhammadiyah di Belitung, memang akhirnya hanya terbentuk 1 kelompok murid. Namun akhirnya bu Mus sebagai pengajar, dapat melihat perkembangan karakter dan bakat 10 orang muridnya dengan baik (Ikal dkk). Yang akhirnya  bakat si murid dapat diarahkan untuk pencapaian yang terbaik. Ingat bagaimana bu Mus memilih Mahar sebagai pimpinan untuk lomba Karnaval 17 Agustus antar sekolah, yang berhasil dimenangkan. Juga Lintang, dengan semua kemampuan akademisnya yang akhirnya memenangkan lomba Cerdas Cermat.   
  • Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan FUN, masuk kelas siswa diminta melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination  untuk masuk Perguruan Tinggi.

MOMENTUM bagi Indonesia itu sekarang! Atau peluang itu hilang sama sekali. Mengapa? Saat ini bangsa kita dikaruniai Bonus Demografi yang demikian besar. Data 2010 menyatakan bahwa 58.4% penduduk kita berusia produktif (20-54 thn) di mana jumlah ini makin meningkat hingga tahun 2030 bahkan 2035. Hal ini yang tidak dimiliki oleh negara Jepang yang mereka harus menanggung piramida demografi terbalik. Begitu seorang lulusan perguruan tinggi bekerja, mereka harus menopang jumlah usia tua (non produktif) yang besar. Saya pribadi sangat tertantang dengan Visi Indonesia 2030 yang dilontarkanYayasan Indonesia Forum (2007) bahwa Indonesia akan menjadi satu dari bagian 5 besar kekuatan ekonomi dunia.