Sabtu lalu panggung Indonesian Idol ditutup dengan keberhasilan Regina sebagai New Idol. Tujuh kali mendaftar, dengan 6 kegagalan sebelumnya saat audisi, namun tidak pernah mematahkan semangatnya. Suatu hal yang menarik bahwa acara Indonesian Idol yang ke-7 ini ditutup bertepatan dengan tanggal 7 Juli (dimana seharusnya akhir Juni, seandainya saat itu Sean salah satu finalis muda yang sangat berkarakter tidak mendapatkan hak veto dewan juri). Saya menilai keberhasilan pemilihan pemenang oleh masyarakat utk Idol kali ini, tidak terlepas dari peranan para juri yang memberikan komentarnya dengan sangat membangun dan obyektif. Dan salah satu juri tsb adalah Agnes Monica, dimana bulan Juli ini bertepatan juga dengan bulan kelahiran tokoh muda Indonesia ini yang sangat luar biasa.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi pribadi kami, maka blog FUN MASTER kali ini mengungkap detail wawancara yang pernah dilakukan dengan Agnes Monica (sebagai salah satu tokoh FUN MASTER Indonesia). Wawancara dengan tokoh muda Indonesia ini sangat menarik, waktu yang awalnya dialokasikan sekitar 1 jam, tanpa terasa akhirnya selama 2 jam penulis mendapatkan banyak cerita pengalaman yang sangat inspiratif dan dapat menjadi teladan bagi para generasi muda Indonesia khususnya. Sebagai penyanyi kelas internasional, ia terlihat begitu rendah hati dan menyambut setiap pertanyaan dengan antusias.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi pribadi kami, maka blog FUN MASTER kali ini mengungkap detail wawancara yang pernah dilakukan dengan Agnes Monica (sebagai salah satu tokoh FUN MASTER Indonesia). Wawancara dengan tokoh muda Indonesia ini sangat menarik, waktu yang awalnya dialokasikan sekitar 1 jam, tanpa terasa akhirnya selama 2 jam penulis mendapatkan banyak cerita pengalaman yang sangat inspiratif dan dapat menjadi teladan bagi para generasi muda Indonesia khususnya. Sebagai penyanyi kelas internasional, ia terlihat begitu rendah hati dan menyambut setiap pertanyaan dengan antusias.
Begitu besar dan pentingnya arti
sebuah impian. Seperti yang disampaikan Agnes:
“Miracles are called miracles because
they were once not believed. Dream, believe, and make it happen.”
Mengapa
Agnes Monica? Penulis menilai bahwa prestasi yang didapatkan Agnes Monica
hingga saat ini, adalah hal yang langka bagi generasi muda saat ini. Yang
menarik adalah bagaimana wanita muda kelahiran Jakarta, 1 Juli 1986 ini
mendefinisikan impiannya untuk Go International, yang awalnya
begitu banyak kritik menerpa dirinya, namun semuanya ia imbangi dengan
pengorbanan dan usaha keras dirinya untuk menjadi yang terbaik di bidangnya.
Pertunjukan panggung yang sangat profesional dan itu hanya bisa dilakukan oleh
seorang yang berpola hidup sebagai MASTER. Kepercayaan diri yang tinggi namun
ditunjang dengan ucapan syukur dan kesadaran untuk menyerahkan diri pada Sang
Maha Sutradara: Tuhan Sang Pencipta.
Keberhasilan dengan memperoleh penghargaan di
blantika Musik, termasuk prestasinya berduet dengan Michael Bolton dan meraih 7 penghargaan Jpop Asia International Music Awards
2011 (dimana secara
total hingga saat ini sekitar 120 penghargaan yang sudah diterima dalam
berbagai ajang Award Nasional dan mancanegara), menunjukkan salah satu hasil
profesionalismenya dalam berkarya selama ini. Agnes pun membuktikan selain
berkarya di bidang musik, ia turut membangkitkan energi positif buat orang-orang di sekelilingnya. Bagaimana
akhirnya Agnes juga dipercaya menjadi
duta anti narkoba se-Asia serta duta
MTV EXIT dalam
memberantas perdagangan manusia, meraih Kartini
Award dari Wanita
Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) dan
World Health Organization (WHO). Selain
itu Agnes juga melibatkan diri dalam sejumlah kegiatan sosial, termasuk peran
aktifnya dalam acara “Dream, Believe,
and Make It Happen” yang diselenggarakan oleh Kedutaan Amerika (US
Embassy) dan pusat kebudayaan Amerika Serikat (US Culture centre) yang
berada di Indonesia.
“Dream, Believe, and Make It Happen” sendiri adalah sebuah quote dari Agnes yang kemudian
menginspirasi kedutaan Amerika Serikat untuk menyelenggarakan acara dengan
judul serupa. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2011 tersebut dihadiri
oleh duta besar Amerika Serikat: Scot
Marciel dan sekitar 300 tamu undangan lainnya. Di tahun 2011 ini Agnes memperoleh
penghargaan Nugraha Bhakti Musik
Indonesia (NBMI) dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata untuk kontribusinya
bagi seni musik Indonesia.
Berikut
adalah hasil interview penulis dengan Agnes
Monica yang dilakukan dengan metode FUN MASTER.
FUN MINDSET
1.
Selamat sebelumnya dan salut buat Agnes Monica. Akhirnya
benar-benar Indonesia mampu berkibar di panggung musik dunia. Prestasi merebut 7 Award dalam Jpop Asia
International bulan April lalu sangat
luar biasa. Saat ini dapat dikatakan banyak impian Agnes telah terwujud
termasuk mampu eksis di dunia internasional. Sebenarnya apakah ini impian Agnes
sejak kecil--menjadi seorang penyanyi berkelas internasional?
Sebenarnya
waktu kecil saya ingin jadi atlet, mungkin karena papi dan mami adalah seorang atlet.
Mami dulu adalah atlet Nasional tenis meja (Juara Nasional), sedangkan papi
atlet basket. Suatu kali, saat usia 6 tahun, saya tertarik dengan Desi Anwar, sejak saat itu saya sering bergaya
di depan kaca menirukan cara Desi Anwar membawakan acara. Saya beruntung
mempunyai orang tua yang mendukung saya, sejak saat itu mami memberikan support
terbaik dengan mulai memasukkan ke sanggar dan mencarikan guru-guru terbaik
bagi saya. Meskipun jaraknya jauh dan lebih mahal, namun guru yang berkualitas itu sangatlah penting.
Saya menilai saat Agnes menyatakan impian ‘go international’, sebenarnya satu musuh terbesar yang dihadapi
adalah Dream Stealer (suara orang-orang yang meragukan dan pesimis
bahkan bisa saja menertawakan impian Agnes saat itu). Bagaimana kala itu cara
Agnes menghadapi hal itu?
Ya, saat saya umur 18 tahun dan diwawancarai pers setelah memenangkan sebuah award, saya mengatakan suatu saat ingin mendapatkan my 1st Grammy. Impian ‘Go International’ ini sebenarnya untuk lebih membuat standar target baru yang lebih tinggi dan menantang dalam karier. Melihat apa yang ada di sekitar kita dan apa yang kita punya itu penting, namun jangan membatasi diri. Banyak orang menentukan target berdasarkan apa yang dipunya. Mindset ini yang harus diubah. Tentukan targetnya dulu, lalu kita berusaha bagaimana cara mencapainya. Jika kita ingin menjadi orang besar, harus berani memikul tanggung jawab yang besar.
Dan sebenarnya saya merasa seperti berhutang
dengan orang-orang di sekitar saya. Ini yang membuat saya tetap bersemangat. Banyak
orang di sekitar kita yang tidak berani mempunyai mimpi, mereka dihadapkan pada
suatu keadaan yang seolah-olah “memaksa” mereka untuk pasrah saja atau menyerah
pada keadaan. Saya sangat ingin memberikan inspirasi bagi mereka. ‘Dream, believe, and make it happen!’.
FUN ATTITUDE
3. Banyak orang-orang sukses yang ternyata memiliki sikap dan
kebiasaan yang tidak umum (UNCONVENTIONAL Attitude) tapi
justru menjadi ciri khas buat keberhasilan mereka dalam berkarya. Bagaimana
dengan Agnes?
Saya termasuk orang yang super fokus, jika belajar bisa sangat ekstrim. Terkadang duduk 10 jam di tempat yang sama. Jika sedang rekaman atau pun di atas panggung meskipun sakit, setelah manggung justru sembuh.
Saya selalu belajar dari sebuah
peristiwa. Bahkan di saat menghadapi sebuah cobaan yang sangat besar, terkadang
saya menangis, tapi juga tertawa. Mengapa? Karena saya sadar dan mengatakan pada
diri sendiri ‘Agnes, saat ujian adalah
saat kita di test untuk masuk ke level berikutnya ATAU tetap tinggal kelas’;
layaknya sekolah. Di dalam proses belajar, ada yang sekedar “homework”– itu
seperti ujian-ujian kecil yang terjadi dalam hidup. Dan kemudian, sebelum naik
kelas, pasti ada ujian besar – itu sama seperti saat kita menghadapi
ujian-ujian besar dalam hidup Karena itu saya berterima kasih pada Tuhan jika
ada masalah, karena artinya saya akan naik kelas. Kalau kita menghadapi ujian
dan tidak berhasil menanganinya, atau bahkan lari dari masalah, itu sama saja
seperti kita “tinggal kelas” di sekolah. Kita akan menghadapi homework yang
sama dari level/kelas itu, dan suatu saat kita akan menghadapi ujian besar yang
sama juga. Jadi buat apa kita wasting time dengan tinggal kelas yang kemudian
toh kita akan menghadapi test yang sama. TIDAK MUDAH. Sangat tidak mudah.Tapi
kita harus belajar untuk mengendalikan diri kita, otak kita, hati kita. Bukan
sebaliknya.
Jadi
saya orangnya sangat baik apabila ada di bawah pressure; adrenalin saya akan
meningkat. Dan biasanya setiap masalah yang datang, saya akan
memvisualisasikannya. Menggambarkan masalahnya dan kemudian menggambarkan
bagaimana cara mengatasinya;
menggambarkan dan menulis solusinya.
FUN SPIRIT
4. Bagi saya, Agnes adalah sosok yang mewakili
generasi muda Indonesia yang selalu tampil energik dan tidak pernah puas untuk
berhenti mengukir prestasi. Salah satu yang berkesan bagi saya adalah ucapan “Kalau
buat saya ‘good enough’ atau ‘cukup baik’ itu adalah musuh dari ‘the best’ atau
‘terbaik’.” Apa yang bisa disampaikan lebih dalam dari pernyataan ini?
Saya paling tidak suka dengan comfort zone. Karena pada saat itu saya bisa tidak siaga.
Orang yang survive bukan selalu yang paling kuat atau the strongest, tapi yang
bisa beradaptasi atau adjust pada keadaan. Saya menganggap penting untuk mengguncang
sebuah equilibrium, sehingga tercipta equilibrium baru yang
lebih tinggi. Pada saat umur 18 tahun dan saya ingin ‘go international’, banyak
orang beranggapan ini sebuah arogansi. Padahal dari kecil kita diajarkan untuk
menggantungkan cita-cita setinggi langit. Pada saat equilibrium di ‘shake’,
kita harus siap dengan konsekuensi dan tanggung jawabnya. Kita harus bekerja
lebih keras dan lebih pintar kalau perlu 10 – 20 kali lipat dari orang sekitar.
Tidak boleh diam di tempat, karena “diam di tempat” buat saya adalah sebuah
kemunduran.
FUN TALENT
5.
Dulu di awal-awal karier sebagai penyanyi dan lengkap dengan gaya
panggung yang atraktif, banyak orang mengatakan bahwa Agnes meniru gaya Christina Aguilera atau Britney Spears. Bagaimana tanggapan
Agnes?
(Kali ini Agnes menjawab sambil
menunjukkan beberapa gambar yang diperoleh dari penggemarnya secara khusus di
laptopnya).
Tahun 2003, saya memiliki Album
berjudul “And the story goes” , dan tahun 2005 album Craig David berjudul “The
Story Goes”. Mei 2007 ini adalah salah satu aksi panggung saya dengan baju ARMY,
dan ini Britney Spears di tahun 2009 dengan kostum panggung yang mirip. Di 2008
saat video clip ‘Godai Aku Lagi’ saya memakai wig putih, dengan baju serba pink
dan Lady Gaga ternyata melakukan yang sama setelah itu. Namun tidak ada orang
yang menganggap mereka meniru Agnes Monica, bukan?
Saya memahami, kebetulan di Indonesia saat
itu belum banyak yang menyanyi dengan atraksi panggung. Kita cenderung terbiasa
untuk menghargai yang conformity, sehingga jika ada yang tampil berbeda,
dianggap aneh, dan akhirnya dinilai meniru artis luar negeri. Karena itu begitu
penting untuk merubah mindset kita, supaya kita tidak mengintepretasi sesuatu berdasarkan
wawasan yang terbatas. Wawasan perlu diperluas bukan dari saat ini saja, bahkan
lihat dari sejarah masa lalu.
Dari dulu sudah banyak orang menyanyi
sambil menari. Sejak era Elvis Presley, Michael Jackson, bukan hanya era
Britney Spears. Memahami sejarah itu sangat penting, dan pengalaman adalah
salah satu guru terbaik. Kalau memang saya meniru mereka, orang pertama yang
akan protes adalah orang Amerika saat saya menapaki dunia Entertaiment di
Amerika. Tapi justru, komentar mereka adalah bagaimana mereka suka dengan
karakter saya yang original dan edgy. Jadi, dengan semua bukti yang ada, saya
rasa terlalu shallow atau sempit pemikiran kita, kalau kita memberi label
“MENIRU” hanya karena melihat sesuatu yang edgy atau fashionable.
Saya menilai salah satu transformasi terbesar dalam performance
Agnes adalah peningkatan baik kualitas vocal dan penghayatan lagu serta
penampilan gaya panggungnya dari waktu ke waktu. Saya pernah melihat siaran
konser kecil Agnes yang disiarkan secara ‘live’
di salah satu stasiun televisi, benar-benar sangat profesional. Apa kunci
sukses keberhasilan ini?
Saya yakin bahwa sebuah kesuksesan adalah gabungan dari persiapan dan peluang. ‘If you fail to plan, you plan to fail. Kalau kita gagal atau tidak membuat rencana, maka kita sebenarnya sedang merencanakan kegagalan itu sendiri. Jika latihan saja bisa gagal, apalagi jika tidak. Kita tidak tahu kapan ‘opportunity’ itu datang, tapi kita bisa tahu kapan dan bagaimana kita bisa siap. Kita harus siap selalu, supaya pada saat kesempatan itu dating, kita tidak hanya akan melihat kesempatan itu pergi tanpa bisa melakukan apa-apa (misalnya karena kita tidak siap tadi). Latihan tidak hanya dilakukan kalau mau ada acara pentas. Saya juga sangat hobby les, termasuk les bass, les piano, les bahasa. Latihan itu harus dijadikan lifestyle (rutinitas).
FUN ENERGY
7.
Dalam kehidupan Agnes siapakah orang-orang yang berpengaruh (sekaligus
mungkin menjadi mentor) bagi keberhasilan Agnes hingga saat ini? Dalam hal apa
mereka memberikan inspirasi dan bimbingan bagi karier Agnes?
Yang pertama adalah Tuhan Yesus Kristus. Dia begitu menginspirasi saya. Dalam Alkitab, begitu banyak ajaranNya yang membuat saya menjadi siapa saya sekarang. Saya mau terus belajar dan berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan. Itu kuncinya. Seperti ajaran tentang kasih pada 1 Korintus 13:13 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Bagaimana saya belajar untuk mengasihi orang baik yang sayang/suka kepada kita maupun yang tidak. Masih banyak hal lain yang saya belajar dari Alkitab yang benar-benar membentuk saya. Fokusnya adalah bagaimana menyenangkan hati Tuhan dalam setiap tindakan yang saya lakukan.
Kemudian,
kedua orang tua. Khususnya Ibu saya. Beliau
banyak mendukung dalam berbagai hal. Bahkan saat awal masuk ke dunia
entertainment, ini bukan hal yang mudah. Saat itu di sekolah pun, cukup banyak
hambatan yang dialami. Di saat prestasi sekolah baik di samping kegiatan di dunia entertainment mulai
meningkat, banyak suara miring mengenai predikat juara kelas yang diperoleh.
Bahkan pernah di suatu waktu, saat usia 8 tahun, saya tidak kuat, dan menangis.
Saat itu mami merangkul dan berbisik “Agnes jikalau kamu menangis, mereka akan
menang.” Sampai saat ini, kata-kata mami itu begitu berarti. Ya, justru kami
harus menunjukkan bahwa semua itu diperoleh melalui kerja keras, bukan dengan cara
lain. Umur 13 tahun, saat saya mendapatkan ujian yang sangat besar dalam
kehidupan, kembali mami mengingatkan untuk fokus pada tujuan yang positif. Mami
berkata “Apa bedanya seorang pemenang
& maestro? Bedanya seorang pemenang mereka mungkin menang hanya sekali,
tapi seorang maestro justru ketika menghadapi masalah yang begitu besar dan
berulang kali, ia tetap tegar dan akhirnya menang.”
Saya juga banyak mendapatkan inspirasi dari biografi
tokoh-tokoh besar dunia, mulai Wright Brothers, Martin Luther King Jr., Mother
Teresa, dan banyak lagi. Saya bersyukur dapat belajar dari biografi mereka. Biografi
membuat saya bisa belajar dari pengalaman hidup orang-orang hebat tersebut
tanpa harus menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun.
Saya pernah melihat satu liputan di televisi (sekitar 3 thn lalu),
saat itu Agnes melepas kepergian salah satu rekan penari latar ke Australia.
Begitu berkesan bagi saya saat Agnes menyanyikan lagu “That What’s Friend are For”. Seberapa pentingnya konsep hidup
berbagi menurut Agnes? Seperti apa sebenarnya Agnes menganggap partner-partner
profesional Agnes tersebut?
Saya
sangat peduli dengan team saya, di satu sisi saya juga menerapkan disiplin
tinggi pada mereka. Ada orang yang kadang bilang pada saya, kenapa masih
mempertahankan seseorang yang
performanya kurang baik dibandingkan dengan team member saya yang lain.
Menurut saya ‘Sense of
belonging’ tidak
bisa dibeli. Penyanyi yang team penarinya hanya seperti backing dancers, jika
ada yang jelek, bisa saja langsung diganti, tidak akan sama dengan penyanyi dan
penari yang sama-sama berlatih keras, bersusah-susah bersama, bersenang-senang
bersama. Pada saat gagal, mereka ikut menangis. Karena kegagalan 1 orang,
adalah kegagalan bersama. Sebaliknya keberhasilan saya, juga keberhasilan
mereka juga. Saya selalu mengadakan latihan bersama, baik itu latihan fisik
maupun latihan koreografi. Kami juga sering mengadakan makan bersama sebagai
acara gathering. Bagaimana bisa mendeliver energi dari ‘sense of belonging’
tersebut adalah hal yang sangat penting di atas panggung. Bukan sebuah jaminan
bahwa makin banyak jumlah penari latar -- makin besar energi yang akan
dirasakan oleh setiap penonton.
FUN RECYCLE
9.
Bagaimana cara Agnes melakukan refleksi diri, di saat sudah merasa
di puncak?
Seringkali pada saat kita sudah
mencapai puncak, ada orang-orang tertentu yang tidak menyukainya, mengharapkan
kita jatuh. Bagi saya: orang yang baik sangat menginspirasi saya. Namun orang
yang tidak bersikap baik pada saya, juga menjadi motivasi bagi saya.Saat ini
saya sedang berlatih untuk mengasihi orang-orang yang tidak menyukai saya. Saya
merasakan hidup jadi lebih berserah, saya tetap fokus dengan apa yang saya
kerjakan, di sisi lain saya juga dapat berbagi kasih; baik pada orang yang baik
dengan saya atau pun yang tidak menyukai saya. Untuk itu saya harus terus
berlatih, ibarat melatih otot, pada awal pembentukan otot pasti terasa sakit.
Apalagi pada dasarnya saya termasuk orang yang sensitif dan ‘fragile’. Tapi ya
itulah, kita akan di test justru pada kelemahan kita. Dan pembentukan “otot”
inilah yang saya suka. Karena dengan itu, saya mempunyai “thicker skin” atau
mental yang lebih kuat. Seperti yang tadi saya sudah jelaskan, belajar untuk
mengendalikan diri, hati, dan otak; bukan sebaliknya.
Selain itu pemilihan lingkungan kita
bergaul itu penting. Salah satu kemampuan manusia terbesar adalah beradaptasi.
Sangatlah penting memilih teman-teman yang punya mindset yang sama untuk maju.
Saya ingin beradaptasi dengan orang-orang yang memiliki mindset yang lebih
‘gila’ dalam berkarya, yang mengajak saya berlari lebih cepat. Di satu sisi
saya selalu menyandarkan semua impian saya pada Tuhan.
Dalam CD Audio Anda
tertulis And I’ve only just begun,
apa artinya?
(Kali ini Agnes menjawab sambil
tertawa kecil). Ya, dulu saat 14 tahun saya sempat ditanya pers apa
keinginannya, waktu itu saya jawab cita-cita saya pensiun muda. Mami sempat
tertawa saat itu. Sekarang jika ditanya pertanyaan yang sama, maka tidak ada
dalam kamus pribadi saya untuk pensiun muda. Saya punya prinsip sampai saya
mati, saya harus bisa belajar untuk menjadi the
best of me. Dan
sekarang ini baru beginning. Makanya saya tulis, I’ve only just begun. Masih
akan ada begitu banyak hal yang saya offer to the world. J
Menurut Agnes seandainya diranking, bagaimana urutan dari yang
terpenting peranan masing-masing unsur di berikut (Talent, Spirit, Attitude,
Mindset) dalam keberhasilan seseorang?
Menurut saya sebuah keberhasilan ditentukan yang pertama dari Dream (Mindset), ke-2: Attitude, ke-3: Spirit dan terakhir Talent.
Kecuali Mindset, tiga hal yang lain
tidak bisa berdiri sendiri. Banyak orang yang Talent nya tidak besar, namun
memiliki impian, akhirnya diiringi Attitude dan Spirit yang tinggi maka skill
nya akan meningkat.
Soege pribadi, adalah orang yang menganggap optimis bangsa
Indonesia bisa bangkit dan menjadi bangsa besar di dunia. Menurut Agnes, apa
yang harus ditingkatkan para generasi
muda sebagai laskar terdepan nanti, di saat dunia saat ini begitu penuh
turbulensi, sangat dinamis, dan makin banyak godaan untuk mencapai kesuksesan
dengan berbagai cara?
Jangan pernah takut untuk bermimpi,
karena semua yang kita lihat, kita pegang, kita rasakan, semua yang ada di
sekitar kita saat ini adalah hasil mimpi orang (They were once someone’s vision, someone’s hope, someone’s dream!).
Bayangkan kalau dulu tidak ada manusia yang bermimpi dan bervisi untuk membuat
elevator, lift, kereta dorong bayi, pesawat terbang, dll. Dunia kita akan
menjadi lebih merepotkan, dan sangat sempit.
FUN CHARACTER
Yang
terakhir, 3 KATA untuk mewakili sosok/karakter seorang Agnes Monica.
(Untuk pertanyaan interview terakhir
ini, akhirnya penulis perlu bersama-sama mendefinisikan ulang bersama-sama
dengan Agnes. Karena banyak hal yang dirasa penulis tidak cukup 3 sebagai
karakter unggul yang dapat dijadikan nilai-nilai teladan bagi generasi muda
Indonesia), sehingga akhirnya diperoleh jawaban sbb:
Religius,
Perfeksionis, Visioner, Empati, Pembelajar.
ref: buku MASTER 18, Elex Media Media Komputindo
ref: buku MASTER 18, Elex Media Media Komputindo