Untuk menjadikan tempat kerjamu
sebagai rumah ke-2 mu yang bernuansa Home Sweet Home, kamu harus menjadikannya
sebagai Play Ground mu
yang mengasyikkan .
Bagi kamu calon pencari kerja, atau pun kamu yang sedang menjalani karier saat ini, simak dua cerita berikut:
Catatan
harian sang calon Pensiunan
Ia sedang duduk
menatap bayangan wajahnya di balik cermin kaca besar di sudut kamar nya. Makin
terlihat beberapa guratan kerutan di wajahnya. Membandingkan dengan wajahnya
saat 25 tahun lalu, dimana ia baru memulai karirnya tentunya sangat berbeda.
Lembaran rambut putih makin ramai menghiasi mahkota kepalanya.
Sebuah pikiran yang dalam dan menjelajah
seolah-seolah memutar balik secara cepat perjalanan karirnya selama 25 tahun.
Sorot matanya makin sayu. Dahinya mulai mengernyit. Dan makin lama tanpa
disadari, sudut bibirnya makin ke bawah makin menjauh dari arti pertanda
bahagia. Begitu cepat waktu berjalan, dan lima tahun lagi adalah usia yang
menjadi momok tersendiri “pensiun 55 tahun”. Itu pertanda makin ketidakjelasan
masa depan baginya. Memang benar ia akan menerima uang pensiunan, namun saat ia
mulai menghitung besarannya….kekuatirannya makin menyerang. Oh, begitu besar
pengeluaran per bulan dengan harga-harga yang makin meningkat saat ini.
Benaknya berkata,”Apa yang aku bisa
kerjakan kelak dengan uang pensiunanku?”
Rasanya ia telah melakukan pekerjaan dengan baik,
ia melakukan semuanya dengan disiplin. Ia jauh dari dikatakan pekerja yang
malas, apalagi tidak jujur. Namun apa yang salah dengan nya. Di saat masa kerja
yang demikian lama, saat ini ia merasakan sebuah kondisi yang jauh dari impian
awalnya. Dahulu ia membayangkan bahwa seorang pekerja yang rajin dan taat pasti
akan mempunyai masa depan yang menjanjikan. Namun hampir setiap tahun, di saat
peninjauan gaji, kenaikan yang ia dapatkan tidaklah jauh dari kenaikan
rata-rata (yang sering disebut penyesuaian tingkat daya beli tahunan). Dan
ternyata waktu begitu cepat berjalan.
Catatan
harian sang calon Karyawan ‘baru’
Hari ini baginya, adalah sejarah baru memulai
sesuatu yang baru kembali. Langkah-langkah kakinya optimis menuju tempat kerja
barunya. Ia meyakini bahwa tempat kerjanya saat ini adalah yang terbaik
dibandingkan sebelumnya. Saat itu pula pikirannya menerawang tanpa sadar mulai
mendatangkan ingatan satu-persatu perusahaan-perusahaan tempatnya bekerja
sebelumnya. Dalam kurun waktu 5 tahun sejak ia memulai karirnya setelah
menamatkan pendidikannya, tak terasa sudah 3 perusahaan yang pernah mencatat
dirinya sebagai seorang karyawan profesional.
Langkah kaki nya mulai melambat, dan
berlahan-lahan langkah kaki yang tadinya begitu optimisnya mulai melambat. Ada
suara bisikan dalam hatinya,”Semangaat ya? Nanti mati lagi tuh semangatnya. Mau
mulai baru lagi, nggak capek-capek?”
Akhirnya langkah kakinya benar-benar terhenti. Ia mulai merasakah capek, dan ia mulai menyadari
bahwa begitu banyak waktu yang harus terbuang untuk membangun kembali pondasi
karir barunya. Memang setiap ia berpindah, ia selalu mendapatkan gaji yang
setidaknya lebih baik. Namun ia juga makin sering mendengar keberhasilan dan
kesuksesan kawan-kawannya yang berkarir dengan lebih baik tanpa perlu melakukan
jurus “kutu loncat” seperti dirinya.
2 cerita di atas, seringkali mewarnai sejarah karier para profesional Indonesia. Mereka yang tidak kunjung merasakan tempat kerja dan karier yang menyenangkan, juga mereka yang sedang galau hadapi hari-hari menjelang masa pensiunnya. Yuk saatnya kita bangkit, dan temukan kode bermainnya yang benar....
Walau kamu tidak dapat kembali ke masa lalu dan
memulai sesuatu yang sama sekali baru, tapi kamu dapat memulainya sekarang dan
membuat suatu akhir yang baru.
Simak lebih jauh tips praktisnya di buku Work FUN Play Hard yang segera hadir di toko buku Gramedia di kota2 Anda.....