10/04/12

SEKOLAH KEHIDUPAN yang FUN

Sepulang sekolah Budi dengan gembira membawa membawa hasil UAN nya di SMP, dan ayahnya pun bertanya
Ayah: “Wah kelihatanya gembira sekali Bud, kamu lulus yah…?”
Budi: “Bukan itu pah…”
Ayah: “Terus apa..??”
Budi: “Tahun depan ayah tidak perlu repot-repot bayarin sekolah masuk ke SMA.”
Ayahnya pun tertawa dengan riang
Ayah: “Yang bener? Wah kamu dapat Beasiswa yah?!?!”
Budi: “Bukan pah, saya tidak lulus pah…”

Tentu saja percakapan di atas adalah sebuah Humor utk merenungkan salah satu galau yg mungkin menyerang beberapa orang tua dan pelajar akhir-akhir ini. Apalagi kalau bukan siap-siap menghadapi UAN (Ujian Akhir Nasional).

Berikut adalah inti sari hasil percakapan FUN MASTER di radio DFM 103.4 FM (yang disiarkan tepat 1 minggu lalu, 3 April 2012).

GALAU UJIAN AKHIR? Pasti ada OBAT nya!
Cermati fakta beberapa tahun terakhir, membuat kita sadar utk melakukan sesuatu yg lbh baik buat masa depan Anak Bangsa. Adanya kasus, anak muda yg sampai harus mengakhiri kehidupan gara2 tidak lulus ujian, terjadinya demonstrasi ratusan siswa mengamuk dan merusak sekolah di suatu daerah Indonesia Tengah, apalagi kalau bukan disebabkan kegalauan karena menerima keputusan hasil ujian.

Kegalauan di atas, sebenarnya makin bertambah karena penyebab segala macam tekanan yang justru dimulai bisa saja malahan dari orang tua siswa. Semakin stress orang tua, maka hal ini akan berakibat semakin stress nya sang anak.
Untuk itu, saya mengajak kita bersama merenungkan secara bebas dan perasaan yg lebih FUN utk arti sebuah pendidikan di sekolah. Dan kami berikan dalam resume sederhana dgn formulasi O.B.A.T (utk lebih mudah mengingat, bahwa setiap penyakit, pasti ada penangkalnya, karena begitu baiknya Tuhan Sang Maha Sutradara Kehidupan).




O- OBSESI
Hal yg pertama kali harus dilakukan adalah penyelarasan obsesi menempuh sebuah pendidikan sekolah antara ortu dan anak. Simak kata bijak berikut: "The Greatest School in the world is called LIFE".Artinya bahwa sekolah dan aksesoris ujiannya, bukan untuk sekedar mencari nilai ujian baik, namun untuk belajar nilai-nilai kehidupan yang baik. Karna jika kita terjebak pada yg penting hasilnya baik, apapun dikuatirkan bisa dilakukan (termasuk proses yg justru mematikan nilai2 kehidupan sebenarnya).

Contoh: baru kemarin 2 April 2012, dunia dikagetkan dgn dipaksa mundurnya Presiden Hungaria: Pal Schmitt, yg terbukti melakukan plagiator saat mendapatkan gelar doktornya di th 92. Pal sebagai penerima 2 medali emas olahraga Anggar Olympiade di era 68 dan 72 tsb menjabat sbg Presiden sejak thn 2010, baru saja dinyatakan melakukan penjiplakan materi disertasinya (lebih dari 90 persen) yg mengangkat topik Sejarah Pertandingan Olympiade.

Jadi begitu pentingnya jika antara orang tua dan anak bisa menyelaraskan obsesi "apa manfaat terpenting" menempuh pelajaran di sekolah. Yang terpenting adalah prosesnya, tidak hanya hasilnya. Lebih penting bagaimana proses perjuangan seorang anak (siswa) utk mengenali keunggulan dirinya, mengenali manfaat belajar suatu mata pelajaran untuk hari depannya dan memacu semangatnya untuk memperbaiki nilai-nilainya daripada hanya 'nilai akhir' nya sendiri. Itulah proses belajar kehidupan.

B-BAKAT
Yang menarik bahwa saat ini jumlah penduduk dunia adalah 7 milyar, dan jika ditanya berapa kemungkinan ada orang di dunia yg benar2 persis dengan kita, ternyata probabiltasnya hanya 1:300 ribu bilyun (karena begitu uniknya seorang anak dilahirkan dari proses biologis 23 kromosom sang ayah dan 23 kromosom sang ibu). Artinya, semua kita adalah unik, tidak ada satupun penduduk di dunia yang menyamai kita. Setiap kita dan anak kita punya bakat khusus yg harus digali. Sayangnya banyak orang tua dan sistem pendidikan justru yang menyamaratakan bahwa semua pelajaran itu penting. Mau pelajaran berhitung, science, bahasa, dll semua harus dikuasai anak dengan nilai yang tertinggi. Padahal kita mengenal 8 kecerdasan manusia ( matematika, bahasa, visual, musik, kinestetik, naturalis, interpersonal, intrapersonal).

Mana gabungan kecerdasan yang terbaik, itulah yang mestinya mendapatkan porsi terbesar untuk dilatih terus-menerus dengan menyenangkan sepanjang perjalanan kehidupan si anak. Inilah yang menjadi harta yang sangat mahal nilainya, yaitu BAKAT yg UNIK. Berapa banyak anak yang cukup tertekan, karena harus dipaksa les berbagai bidang yg belum tentu ia senangi. Tambahan les berguna untuk mencapai setidaknya nilai standar, namun tidak harus terbaik. Tentunya proses menemukan bakat yang unik, mengasahnya menjadi berlian lebih berharga utk masa depan si anak...daripada semua terlihat baik secara nilai, tapi tidak ada keunikan yang menjadi kekuatan sang anak pada akhirnya.

A-APRESIASI
Pada tahap ini, di saat orang tua dan anak telah menyelaraskan obsesinya, dan telah bersama mengenali dan mengembangkan bakat uniknya..tibalah bagaimana memberikan penghargaan yang tepat. Mengapa ini penting? Karena proses belajar yang baik, perlu dimotivasi dengan apresiasi yang tepat. Penyampaian apresiasi pun kadar dan caranya harus tepat dan FUN. Buatlah dengan kalimat yang energik, memberi rangsangan untuk memberi kesempatan mencoba lebih lagi dari diri sang Anak. Misal "Wow, nak kamu hari ini telah berhasil melihat hasil kerja kerasmu belajar. Dan mama yakin bahwa ke depan kamu pasti bisa lebih lagi. Selamat ya.." (meskipun saat itu si anak belum mendapatkan hasil terbaiknya, namun diharapkan ia termotivasi utk meningkatkan dirinya).
Tahapan apresiasi ini harus sampai pada level di mana si anak akan mengapresiasi dirinya sendiri kelak. Jika sampai tahap ini, maka orang tua akan dengan senangnya melihat perkembangan si anak yang berusaha untuk menciptakan rekor pribadinya dan dari waktu ke waktu berusaha memperbaiki atau memecahkan rekor pribadinya. Hal kecil yang saya alami adalah saat saya melihat bagaimana proses Bryan anak saya, berhasil mengatasi rasa takutnya selama ini, utk akhirnya mampu berenang satu putaran penuh tanpa berhenti minggu lalu. Saat itu juga saya sampaikan apresiasi saya....dan hasilnya FUNtastic. Hari-hari berikutnya ia sendiri terobsesi untuk memecahkan rekor pribadinya dengan kemauan sendiri dan begitu gembiranya.

T-TRANSFORMASI

Jika 3 tahapan sebelumnya bisa dipraktikkan dengan baik, inilah yang luar biasa yang kita nantikan. Ibarat permainan catur. Pion (prajurit) sesuatu yang tadinya tidak terlalu bernilai, dibanding peranan lainnya. Namun bila pion tsb sanggup mencapai garis akhri pertahanan musuh, ia dapat melakukan pilihan "transformasi" dirinya ke peran yang jauh lebih tinggi, bahkan menjadi Ratu.Saya teringat dengan sebuah kolaborasi yang indah yang dimainkan tokoh FUN MASTER Indonesia: Agnes Monica dengan sang mama (Jenny Siswono). Pada awal mula Agnes memiliki keinginan masuk bidang entertainment, pasti talent Agnes yang tergali sangat jauh dibanding dengan saat ini. Namun di situlah kunci suksesnya.  Dengan menyelaraskan obsesi antara orang tua dan anak, Sang mama, Jenny Siswono sangat fokus mengarahkan Agnes pada bidang impiannya saat itu. Tempat berlatih (sanggar) yang terbaik dicari, guru terbaik dicari, meskipun harus menempuh jarak yang begitu jauh dari tempat kediaman. Dan begitu pula dengan Agnes, begitu fokusnya Agnes untuk mendalami suatu bidang, di satu sisi ia tetap harus mengatur keseimbangan hidupnya sebagai seorang pelajar SD saat itu.
           Dengan berbagai kesibukan berlatih dan mulai masuk mengisi acara televisi (salah satunya: Tralala Trilili), sebuah dunia baru yang sesuai dengan impian Agnes kecil. Di saat itu juga bagaimana pengaturan waktu antara karier dan sekolah tentunya menjadi permasalahan yang sering terjadi. Namun saat itulah sebuah kolaborasi yang indah dimainkan antara sang mama dan Agnes yang akhirnya menciptakan sebuah kebiasaan yang tidak umum dan positif. Di setiap kali perjalanan baik itu menuju sekolah, atau tempat latihan, Sang mama akan membacakan soal-soal latihan ujian di mobil. Dan dengan sikap disiplin yang tinggi, akhirnya Agnes membuktikan prestasi yang tinggi sebagai juara saat di bangku pendidikan, tidak hanya berhasil di dunia entertainment saja.
     Untuk selalu mampu mengendalikan sikap yang positif tersebut, maka mengajak Agnes  ke toko buku dan membaca selama berjam-jam adalah kebiasaan yang dibangun oleh mama Agnes dan Agnes di masa kecilnya. Tidak heran, dari sinilah akhirnya lahir segala sikap pemenang yang akhirnya dibuktikan hingga prestasi Agnes merebut 7 Award dalam Jpop Asia International, April 2011 dan berbagai prestasi yang membanggakan Indonesia juga. Inilah bukti sebuah penyelarasan Obsesi, Bakat, Apresiasi yang menghasilkan Transformasi berupa karakter seorang pemenang dalam diri Agnes.

      Jadi semuanya FUN bukan? Jika kita persiapkan diri kita dengan menyenangkan karna utk obsesi yang jelas, maka proses persiapannya pun menjadi menyenangkan. Kita akan belajar dan belajar terus mengupgrade diri kita menjadi yang terbaik di bidang yang kita suka. Jadi menghadapi UAN, adalah bagian kita belajar menggali nilai-nilai kehidupan, mempersiapkan diri kita dengan menyenangkan untuk bertranformasi mendapatkan karakter Sang Pemenang. 

     STOP Galau Pendidikan, ingatlah pepatah yang pernah disampaikan Ki Hajar Dewantara  yang kira-kira berbunyi “Dimana pun tempatnya, di situlah sekolahmu; siapa pun orangnya, dialah gurumu.”