27/10/12

BERLATIHLAH TERUS DENGAN MENYENANGKAN!



Seorang musisi harus membuat musik, seorang artis harus melukis, seorang pujangga harus menulis, kalau ia mau betul-betul berdamai dengan dirinya sendiri.

 ~ Abraham Maslow

Tulisan kali ini, saya ingin berbagi berbagai proses latihan yang membuat seseorang mampu mencapai prestasi terbaiknya. Bagi saya pribadi, bakat terbaik seseorang ibarat "harta karun", dari lahir kita memilikinya, namun jika kita tidak menggali dan melatihnya maka ia tidak bernilai apa2.

Latihan Intens Mendatangkan Bakat Natural
Apa jadinya jika seorang aktor demam panggung, seorang atlet gugup di lapangan, seorang penari latar cedera di atas panggung, seorang pelajar saat ujian tiba-tiba kehilangan semua ingatan untuk materi yang sudah dipelajarinya? Ada dua kemungkinan. Yang pertama, mereka memang tidak berbakat di bidang tersebut. Yang kedua, mereka tidak mempersiapkan diri secara optimal. 

Gary McPherson pada tahun 1997 melakukan sebuah penyelidikan misteri penyebab perbedaan kemajuan anak-anak dalam pembelajaran alat musik. Sebanyak 157 orang anak dipilih secara acak, diikuti perkembangan mereka sejak beberapa minggu sebelum memilih alat musik pada usia 7-8 tahun. Kemajuan mereka ditelusuri berdasarkan wawancara terekam, tes biometrik, dan sesi-sesi latihan semuanya direkam dalam kamera video.Selama 9 bulan pertama sejak mengikuti pelajaran telah ditemukan perbedaan yang signifikan. Ada yang mengalami kemajuan yang meluncur bak roket, ada anak yang hampir tidak bersemangat, dan sebagian besar berada di antaranya. Keterampilan mereka membentuk kurva normal. 

Apa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut? Ternyata bukan IQ, bukan juga keterampilan motor sensorik ataupun kemampuan ritme anak-anak tersebut. Jawabannya diperoleh dari sebuah pengujian berupa pertanyaan yang diajukan kepada mereka sebelum mereka memulai latihan pertamanya. Pertanyaannya adalah “Berapa lama menurutmu kamu akan memainkan alat musik barumu?”Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa dengan jumlah latihan yang sama, kelompok yang berkomitmen jangka panjang, melampaui mereka yang berkomitmen jangka pendek sebesar 400%. Jika anak-anak yang berkomitmen jangka panjang memiliki pola latihan tingkat tinggi, maka keterampilannya akan jauh melesat meninggalkan yang lain.
 
Seperti Tiger Woods pegolf nomor satu di dunia. Apakah dia lahir begitu saja dengan bakatnya tanpa latihan? Ternyata Tiger Woods berlatih lebih lama dan lebih banyak dibanding pegolf mana pun. Ketika pegolf yang lain masih tidur, Tiger Woods sudah berada di lapangan dan memukul minimal 1000 bola setiap harinya.

Demikian pula Roger Federer yang sepertinya terlahir untuk jadi legenda. Meskipun banyak orang menilai dirinya sangat berbakat dalam permainan tenis sejak kecil, namun menurutnya bukan bakat yang membuatnya seperti sekarang. Kerja keras, ketekunan berlatih, dan keuletan di lapangan lah yang membuat dia bisa jadi juara sejati. “Saya terus berlatih untuk meningkatkan teknik permainan saya dan menambah kekuatan saya. Proses ini saya jalani sampai hari ini dan bahkan makin saya tingkatkan sejak saya jadi juara. Ini saya lakukan karena saya yakin masih banyak perbaikan yang harus terus dilakukan.”
 
Hee Ah Lee berlatih minimal 6 jam sehari jika sedang sekolah, sedang jika libur, dan berlatih minimal 13 jam sehari. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008, Michael Phelps rata-rata berlatih di kolam renang 550 kali setiap tahun. Bahkan mulai tahun 20002004, untuk menghadapi Olimpiade 2004 di Athena, Michael digenjot latihan di kolam renang hingga 2200 kali per tahun.Antara tahun 20022003, menjelang Kejuaraan Dunia di Barcelona, saat musim dingin Michael tetap berlatih di kolam renang dan mencapai jarak tempuh hingga 85.000 meter per minggu. Setiap hari Michael harus berlatih dan jarak tempuh yang dicapai Michael per tahun sekitar 9.000 mil.

Aku benci berlatih. Tapi aku berkata: Jangan berhenti. Menderita sekarang. Jalani sisa hidupmu sebagai juara. 
 ~ Muhammad Ali