02/10/13

Enaknya Mengalahkan TWO FACE dalam kehidupan kita


“Be faithful to that which exists within yourself.”
 ~ Andre Gide

Kali ini saya ingin bercerita tentang Jurus ke-13 dari rangkaian 18 jurus FUN MASTER. Selain menarik, jurus ini juga sangat penting di era zaman yang serba high tech saat ini. Justru begitu besarnya tantangan dalam bersosialisasi dengan yang lain. Tentunya tak asing lagi kita dengan istilah "Yang jauh seolah-olah didekatkan, yang dekat dijauhkan." Nah, sebelum bicara jurus Faithful Energy kita ngobrol dulu tentang satu tokoh komik berikut.

Two Face, tokoh antagonis yang sering muncul dalam kisah Batman. Ia awalnya adalah Harvey Dent, jaksa di Gotham City dan merupakan sekutu Batman. Dia menjadi psikopat setelah setengah mukanya rusak dan memilih menjadi baik atau jahat berdasarkan lemparan koin. Dengan merusak satu sisi koin akhirnya ia menjadikan lemparan koin sebagai pemberi keputusan dalam hidupnya. “There’s a bit of everything in him. There’s nothing that consistent.” 

Di kehidupan ini seringkali karakter ‘two face’ digunakan sebagai sebutan untuk seseorang yang bermuka dua, sering berpura-pura dalam penampilan untuk meraih simpati orang lain, tidak tulus! Mereka menjalin hubungan dengan orang lain lebih disebabkan faktor kebutuhan tertentu. Hal yang  paling berbahaya dalam perjalanan kehidupan kita adalah membiarkan karakter ‘two face’ tersebut menghinggapi diri kita.



Pernah dengar metode Johari Window yang diperkenalkan oleh Joseph Luft dan Harrison Ingham?  Model analisis ini digunakan untuk memahami dinamika self-awareness dari perilaku, perasaan dan motif seseorang. Tentunya kamu sependapat jika KOMUNIKASI seseorang berhubungan erat dengan PERILAKU nya sendiri.


Cara untuk membangun energi positif dalam diri kita, dimulai dengan menjadi PRIBADI yang TERBUKA. Seperti apa rasanya jika kita mau membuka diri pada orang lain?
  • Kita memiliki kesempatan membangun dasar hubungan yang sehat dengan orang lain.
  • Kita akan makin disukai orang lain, dan orang lainpun akan juga makin terbuka  kepadamu.
  • Semakin kita rela membuka diri kepada orang lain maka kamu akan cenderung makin kompeten, fleksibel, dan adaptif.
  • Kita makin memiliki dasar relasi yang memungkinkan komunikasi lebih intim dan menyenangkan bukan hanya dengan orang lain, namun juga dengan diri sendiri. 
Ini adalah kisah saya di Tahun 1997. Setelah lulus PT, saya berhasil diterima masuk perusahaan impian saya. Di 2 tahun masa kerja saya sebagai profesional, saya pernah menghadapi masalah komunikasi dengan salah satu atasan saya. Suatu sore selepas jam kantor akhirnya kita berdua bertemu dan saya sampaikan ketidakcocokan saya terhadap cara dia memimpin.

Saya sampaikan bahwa saya tidak senang menjadi anak buah yang harus dikontrol setiap saat, karena saya tahu bagaimana harus mempertanggungjawabkan pekerjaan saya. Menarik diskusi kita sore itu. Tapi yang lebih asyik adalah dampaknya setelah itu. Akhirnya kita berdua justru menjadi team yang mampu berkolaborasi dengan menyenangkan. 

Dengan keterbukaan, kita semakin yakin bahwa  ‘FAITHFUL Energy’ yang kita munculkan akan bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Menjadi pribadi yang tulus dan terbuka akan mendorong kita mampu untuk bersikap dan bertindak seautentik mungkin dalam berkarier, bukan hanya bersifat "YES MAN"...apalagi nggrundel di belakang.....

Menjadi pribadi terbuka, juga berarti kita harus siap menerima feedback dari orang lain. Apa pentingnya? Hal ini dapat mengurangi sisi blind spot dalam diri kita.
Apakah kamu pernah mengalami blind spot saat berkendara?  Dimana kendaraan lain di  yang nyatanya ada di dekat kita, namun tidak tertangkap oleh cermin/spion mobil kita. Itulah titik yang disebabkan keterbatasan jarak pandang spion kita akhirnya menjadi tidak terlihat. Akibatnya jika kurang hati-hati, kita akan terkejut dan kehilangan keseimbangan mengemudi. Khususnya saat hendak menyalip mobil di depan kita,  tiba-tiba muncul kendaraan dari arah belakang.

Dalam perjalanan kehidupan, kita pun harus siap menghilangkan sisi BLIND SPOT dalam diri sendiri. Dimana kita tidak mengenali kekurangan pribadi, di saat orang lain harusnya memiliki peluang memberikan FEEDBACK yang berguna. Bayangkan apa yang terjadi jika seorang pilot tidak mendapatkan feedback dari peralatan navigasi penerbangannya, terjadi bencana bukan?  
Jadi mulai saat ini bersiap dirilah menerima feedback yang tulus dari orang lain sebagai salah satu hadiah yang mengejutkan sekaligus sangat berharga.


Dan tentunya hal ini menyenangkan......Let's PLAY it....