21/12/11

22 Dec: FUN MOTHER for FUN Generation:



A mother holds her children's hands for a while...their hearts forever.

Ya, tulisan blog ini khusus dibuat bertepatan dengan Hari Ibu (22 Desember). Begitu besarnya peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, bahkan lingkungan sosialnya. Dan itupun terjadi dalam kehidupanku.
Kusadari begitu beruntungnya aku,,,karna akupun memiliki ibu yang luar biasa. Dan dalam buku MASTER 18  kitapun dapat melihat beberapa tokoh dunia dan tokoh FUN MASTER Indonesia yang memiliki apresiasi khusus terhadap peran sang Ibu dalam keberhasilan mereka.
THOMAS ALFA EDISON
Karena peran Nancy Mattews (sang ibu) lah akhirnya dunia mengakui bahwa seorang  yang agak tuli dan dianggap bodoh di sekolah, akhirnya menjadi seorang penemu paling berpengaruh dalam sejarah (dengan 1093 hak paten). Bahkan sadarkah kita, mungkin jika saat itu seandainya Sang Ibu menyerah dan mempercayai pernyataan guru anaknya sbb: “Tommy anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah” mungkin kita tidak dapat merasakan berbagai fasilitas penerangan dan tidak akan ada perusahaan sebesar General Electric (GE) tersebut.
Ya, karena Nancy lah yang akhirnya menjadi guru pribadi Edison di rumah, membangun kepercayaan dirinya hingga akhirnya Edison pun memahami bahwa "Genius is 2% and Perspiration is 98%."

HEE AH LEE
Dilahirkan 9 Juli 1985, sebagai gadis Korea dengan fisik yang jauh dari ukuran normal dan penyandang lobster claw syndrome (hanya memiliki 4 jari berbentuk capit) dan juga down syndrome. Namun gabungan berbagai keterbatasan tersebut akhirnya berubah menjadi sebuah kekuatan sekaligus keindahan berkarya, tatkala terjadi gabungan antara cinta kasih seorang ibu ditambah ketekunan Hee sebagai anak.  Dunia saat ini mengenalnya sebagai salah satu pianist yang sanggup memainkan nada-nada sulit musik klasik komponis kenamaan seperti Chopin, Beethoven, Mozart dengan sempurna. Padahal, jika dilihat tidak ada not balok dari musik-musik klasik itu yang khusus dibuat untuk dimainkan dengan empat jari.
Hee mengatakan bahwa ibunya lah Woo Kap Sun, di balik semua keberhasilannya tersebut. Selain berperan menjadi ibu bagi Hee, dia juga mencoba menjadi kakak, bahkan sahabat bagi Hee. Ia begitu sabar membimbing dan menjaga semangat serta ketekunan Hee di tengah kekurangannya. Ia selalu menyebut anaknya sebagai anugerah Tuhan meski terlahir kurang sempurna. Akhirnya Hee menjadi seorang yang tumbuh mandiri, percaya diri, dan selalu bersemangat dalam menghadapi hidup.
“Terlahir cacat itu bagiku merupakan anugerah spesial dari Tuhan. Kalian tetap bisa melakukan apa pun.”

Berikut beberapa tokoh FUN MASTER Indonesia mengungkapkan apresiasi tertingginya pada sang ibu…
Agnes Monica (FUN Singer):
Sebenarnya waktu kecil saya ingin jadi atlet, mungkin karena papi dan mami adalah seorang atlet. Mami dulu adalah atlet Nasional tenis meja (Juara Nasional), sedangkan papi atlet basket. Suatu kali, saat usia 6 tahun, saya tertarik dengan Desi Anwar, sejak saat itu saya sering bergaya di depan kaca menirukan cara Desi Anwar membawakan acara. Saya beruntung mempunyai orang tua yang mendukung saya, sejak saat itu mami memberikan support terbaik dengan mulai memasukkan ke sanggar dan mencarikan guru-guru terbaik bagi saya. Meskipun jaraknya jauh dan lebih mahal, namun guru yang berkualitas itu sangatlah penting.
Kemudian, kedua orang tua. Khususnya Ibu saya. Beliau banyak mendukung dalam berbagai hal. Bahkan saat awal masuk ke dunia entertainment, ini bukan hal yang mudah. Saat itu di sekolah pun, cukup banyak hambatan yang dialami. Di saat prestasi sekolah baik di samping kegiatan di dunia entertainment mulai meningkat, banyak suara miring mengenai predikat juara kelas yang diperoleh. Bahkan pernah di suatu waktu, saat usia 8 tahun, saya tidak kuat, dan menangis. Saat itu mami merangkul dan berbisik “Agnes jikalau kamu menangis, mereka akan menang.” Sampai saat ini, kata-kata mami itu begitu berarti. Ya, justru kami harus menunjukkan bahwa semua itu diperoleh melalui kerja keras, bukan dengan cara lain. Umur 13 tahun, saat saya mendapatkan ujian yang sangat besar dalam kehidupan, kembali mami mengingatkan untuk fokus pada tujuan yang positif. Mami berkata “Apa bedanya seorang pemenang & maestro? Bedanya seorang pemenang mereka mungkin menang hanya sekali, tapi seorang maestro justru ketika menghadapi masalah yang begitu besar dan berulang kali, ia tetap tegar dan akhirnya menang.”

Prof. Yohanes Surya (FUN Scientist):
Begitu berartinya masa kecil saya di balik segala keterbatasan ekonomi keluarga.  “Anak cucu keturunan orang benar tidak akan meminta-minta”. Itulah prinsip orangtua saya. Dan saya sangat beruntung memiliki mereka.  Jam 3 pagi ibu sudah bangun, membuat adonan kue untuk kemudian digoreng dan dijual kepada tukang-tukang kayu yang tinggal disekitar rumah.  Ayah membantu dan kami anak-anaknya jadi terbiasa bangun pagi. Di rumah kami jam 4 atau jam  5 pagi semua anak sudah bangun.  Orang tua tidak pernah memaksa. Ketika mengajar mereka memberi contoh. Kebiasaan ini terpelihara terus hingga kini. 
Deddy Mizwar  (FUN Actor & Film Director)
Dalam kehidupan saya, banyak orang yang berjasa. Memang kadang ada orang-orang tertentu dalam bidang spiritual memberikan pengaruh positif. Namun di luar itu semua, ada satu kecintaan dan hormat saya pada ibu. Setiap hari ibu mendoakan saya dan ini adalah motivator yang luar biasa memberikan power agar saya lebih teguh dalam berkarya, di saat orang tua merestui dan mensupport.

Begitu besar kasih sayang Ibu,,,,terima kasih Ibu,,,dan wujud syukurku aku mau berbuat sesuatu buat IBU PERTIWI...Biarlah lilin kecil ini terus menyala, dan mampu memberikan sinarnya yang tulus....dan kelak kita lihat Ibu Pertiwi pun akan tersenyum...